Pengolahan ikan asin dimulai dari penyiangan atau
langsung pencucian, diikuti dengan penggaraman dan penjemuran atau pengeringan.
Dalam proses tersebut yang dapat dibedakan adalah dalam proses penyiangan
(yaitu ikan di belah dan ikan dalam bentuk utuh) dan pada proses penggaraman,
jumlah garam yang digunakan, jangka waktu penggaraman dan penjemurannya. Hal
tersebut disebabkan perbedaan jenis dan ukuran ikan atau cara pengolahan
selanjutnya serta rasa asin yang diinginkan. Hal yang paling pokok dalam
mempertahankan mutu kesegaran ikan adalah cara penanganannya. Umumnya
dipergunakan es untuk menurunkan suhu dan mempertahankan kesegaran ikan. Hal
ini tergantung pada beberapa faktor antara lain jenis ikan, umur atau kesegaran
ikan sebelum di es, banyaknya es (perbandingan ikan dan es) dan cara pengesan,
mutu wadah (berinsulasi atau tidak) dan lain-lain.
Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku yang diterima di unit pengolahan diuji secara
organoleptik, untuk mengetahui mutunya.
Bahan baku kemudian ditangani secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter
dengan suhu produk maksimal 5 °C. Bahan baku diidentifikasi dan diberi kode
untuk kemudahan dalam penelusuran (tracebility)
dan dipertahankan sampai tahapan
produk akhir.
Sortasi
Ikan dipisahkan berdasarkan
mutu, jenis dan ukuran. Sortasi mutu dilakukan secara organoleptik,
sortasi jenis dilakukan
untuk memisahkan jenis
yang tidak dikehendaki dan
sortasi ukuran dilakukan dengan cara penimbangan. Sortasi dilakukan secara hati-hati, cepat, cermat dan
saniter dengan mempertahankan suhu produk maksimal 5 °C.
Pencucian
Pencucian setelah penerimaan bahan baku di pengolahan
adalah untuk membersihkan lagi sisa-sisa kotoran yang masih ada sekaligus
mengurangi bakteri. Ikan dicuci dengan
menggunakan air bersih dingin
yang mengalir secara
cepat, cermat dan saniter
dengan mempertahankan suhu
produk maksimal 5°C.
Penyiangan
Ikan disiangi dengan
cara membuang insang
dan isi perut.
Penyiangan dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter sehingga tidak menyebabkan
pencemaran pada
tahap berikutnya dengan mempertahankan suhu produk maksimal 5°C. Wibowo (1995) menjelaskan bahwa penyiangan bertujuan
untuk menghilangkan kotoran, sisik dan lendir dengan membelah bagian perut
sampai dekat anus, menghilangkan sisa kotoran, darah dan lapisan dinding yang
berwarna
Pencucian II
Ikan dicuci dengan menggunakan air bersih dingin yang mengalir secara
cepat, cermat dan
saniter dengan mempertahankan suhu
produk maksimal 5°C. Tujuannya untuk membersihkan kotoran
dan mencegah kontaminasi bakteri.
Pembentukan
Ikan dibentuk sesuai yang diinginkan. Pembentukan
dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter sehingga tidak menyebabkan
pencemaran pada tahap berikutnya dengan mempertahankan suhu produk maksimal 5°C.
Tujuannya untuk mendapatkan ikan dengan bentuk sesuai yang diinginkan.
Pencucian III
Ikan dicuci dengan menggunakan air
bersih dingin yang mengalir secara cepat,
cermat dan saniter
dengan mempertahankan suhu
produk maksimal 5°C. Tujuannya
untuk membersihkan kotoran dan mencegah kontaminasi bakteri.
Penirisan
Tujuan dari penirisan ini adalah untuk mengeluarkan
air dari tubuh ikan. Ikan yang sudah dicuci dan
dibentuk ditiriskan menggunakan keranjang
sampai permukaan ikan cukup kering. Ikan yang sudah ditiriskan ditimbang
beratnya.
Penggaraman
Tujuan untuk memberi rasa asin pada
ikan dengan kadar garam sesuai yang diinginkan. Ikan kering dimasukkan ke dalam bak
penggaraman dan disusun secara berlapis-lapis antara
ikan dan garam (jumlah
garam yang digunakan 5 % - 35 % dari berat ikan bersih).
Penggaraman dengan larutan garam jenuh: ikan dimasukan dalam dalam bak
perendaman yang berisi larutan garam jenuh (tingkat kejenuhan 90 % b/v).
Masing-masing lama penggaraman dilakukan
selama 24 jam dan selama proses bak penggaraman
ditutup rapat.
Pencucian
IV
Tujuannya untuk menghilangkan
kristal-kristal garam serta benda asing lainnya yang menempel pada ikan. Ikan dicuci dengan hati-hati
menggunakan air bersih yang mengalir secara
cepat, cermat dan saniter.
Pengeringan
Tujuannya agar mendapatkan ikan
dengan tingkat kadar air yang diinginkan serta bebas bakterin patogen. Ikan diatur secara merata di
atas para-para kemudian dijemur di bawah sinar
matahari. Selama penjemuran
dilakukan pembalikan secara
periodik agar tingkat kekeringan ikan dapat merata. Proses
pengeringan dapat pula menggunakan metode lain misalnya dengan menggunakan
metode pengeringan mekanis/mechanical drying.
Sortasi
Tujuannya mendapatkan mutu, jenis
dan ukuran yang sesuai serta bebas bakteri patogen. Sortasi dilakukan
terhadap mutu, jenis dan ukuran, sortasi dilakukan secara cepat, cermat dan
saniter.
Penimbangan
Tujuannya agar mendapatkan berat
ikan asin yang
sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan dan bebas
dari kontaminasi bakteri patogen. Ikan asin ditimbang sesuai berat yang
ditentukan menggunakan timbangan yang telah ditera. Penimbangan dilakukan
secara hati-hati, cepat, cermat,
saniter, untuk mempertahankan keutuhan
bentuk ikan.
Pengemasan
dan Pelabelan
Produk akhir ikan asin kering
dikemas menggunakan bahan pengemas yang
baik dan benar serta memenuhi persyaratan bagi produk kering. Produk
yang telah dikemas lalu diberi label. Pengemasan dan pelabelan dilakukan secara
hati-hati, cepat, cermat, saniter, untuk
mempertahankan keutuhan bentuk ikan. Tujuannya untuk melindungi produk
dari kontaminasi bakteri
dan kerusakan fisik
selama transportasi dan penyimpanan.
·
Pengemasan
Bahan
kemasan
Bahan
kemasan untuk Ikan asin kering harus bersih, tidak mencemari produk yang
dikemas, terbuat dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi produk Ikan
asin kering.
Teknik pengemasan
Produk akhir harus dikemas dengan cepat,
cermat secara saniter dan higienis, pengemasan harus dilakukan dalam kondisi
yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari luar terhadap produk.
Syarat pelabelan
Setiap kemasan produk ikan asin kering
yang akan diperdagangkan agar diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca,
mencantumkan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan sekurang-kurangnya
sebagai berikut:
a.
nama produk;
b.
berat bersih atau isi
bersih;
c.
daftar bahan yang
digunakan;
d. nama
dan alamat produsen pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam
wilayah Indonesia;
e.
tanggal, bulan dan
tahun produksi;
f. tanggal,
bulan dan tahun kedaluwarsa.
Penyimpanan
Produk ikan
asin kering disimpan
dalam ruangan yang
dijaga kelembabannya serta terlindung dari hal-hal yang dapat
merusak atau menurunkan mutu produk seperti panas, insekta dan hewan pengerat.
Penataan produk dalam ruangan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
sirkulasi udara dapat merata dan memudahkan pembongkaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar