Minggu, 27 Mei 2012

Studi Kasus : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan Modern Bungku Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah


Kerangka Acuan
Kegunaan dan Keperluan Rencana Usaha
a.       Bagi pemrakarsa
Kegunaan dan keperluan rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan TPI modern Bungku bagi pemrakarsa antara lain adalah:
  1.           Member kesempatan bagi pengusaha local untuk menunjukan kemampuan dalam membangun fasilitas TPI
  2.             Meningkatkan peluang nelayan dan pedagang untuk meningkatkan volume usaha dan profit
  3.             Terciptanya iklim usaha yang kondusif
  4.             Diharapkan TPI menjadi agen of development bagi usaha perikanan

b.      Bagi pemerintah
Kehadiran TPI modern Bungku yang lebih modern dan refresentatif  diharapkan dapat memberikan  manfaat bagi pemerintah berupa:
  1.     Menjadi kebanggaan  bagi pemerintah karena dapat memenuhi dan melayani kebutuhan masyarakat  terhadap fasilitas TPI yang layak
  2.         Menunjukan kemampuan pemerintah  dalam menyediakan fasilitas TPI yang dibutuhkan masyarakat
  3.         Meningkatkan pendapatan asli daerah  kabupaten
  4.         Meningkatkan lapangan kerja
  5.         Mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi

c.       Bagi masyarakat
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunanTPI modern Bungku diharap dapat member masyarakat  berupa:
  1.     Sentral kegiatan perikanan yang dapat  meningkatkan nilai jual  yang akan diperoleh  nelayan yang dapat merubah taraf hidup kearah sejahtera
  2.        Terbukanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha

Lokasi Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan
Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan  pembangiunan TPI  terletak di kelurahan  Malano kecamatan Bungku Tengah kabupaten Morowali  provinsi Sulawesi Tengah . Rencana usaha dan atau kegiatan  ini adalah menempati areal sisi barat laut dermaga Bungku seluas 6.997 m2 . Secara administratif  lokasi renvana kegiatan ini masuk dalam wilayah kelurahan Malano , kecamatan Bungku Tengah terletak di ketinggian 0-8 m dari permukaan laut.
Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan menempati areal yanmg datar dengan kemiringan 00 dengan batas lokasi sebagai berikut:
Sebelah Utara              : berbatasan dengan pemukiman penduduk desa Mantasale
Sebelah Timur             : berbatasan dengan perairan Teluk Tolo
Sebelah Selatan           : berbatasan dengan dermaga Bungku
Sebelah Barat              : berbatasan dengan pasar tradisional Bungku

Skala Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan TPI modern Bungku adalah berupa pembangunan, pengoperasian banguanan pelelangan, penyortiran, pengolahan dan pembekuan berikut sarana dan prasarannya  yang terdiri dari :
a.       Bangunan pelelangan ikan 16 unit
b.      Bangunan penyortiran , pengolahan dan pembekuan 1 unit
c.       Pabrik es 1 unit
d.      Los basah 24 unit
e.       Took 3 unit
f.       Kios 8 unit
g.      Bangunan kantor 1 unit
h.      Depot BBM 1 unit
i.        Menara 1 unit
j.        Rumah genset dan pos jaga 1 unit
Dengan jumlah keseluruhan adalah sebanyak 51 unit yang menempati areal bangunan seluas 1.931 m2. Sarana dan prasarana lain yang akan dibangun adalah:
a.       Jaringan jalan parkir, kansting dan trotoar
b.      Instalasi lauar, daya, penerangan listrik dan genset
c.       Instalasi hydrant, sprinkler dan fire alarm
d.      Instalasi pengolahan limbah, saluran keliling dan bak kontrol
e.       Tempat penampungan sementara
f.       System penagkal petir

Garis Besar Komponen Usaha Dan Atau Kegiatan
A.    Tahap Pra Konstruksi
1.      Survey Dan Sosialisasi
Kegiatan survey dan sosialisasi dilakukan pada tahap awal dari pelaksanaan rencana usaha dan atau kegiatan . Kegiatan survey adalah kegiatan pengukuran dan penetapan batas lokasi rencana dan atau kegiatan  serta untuk mengetahui  kondisi lahan  atau dermaga lama yang akan dijadikan  lokasi pelaksanaan rencana usaha dan atau kegiatan , mengetahui lahan penduduk, badan atau instansi lain yang akan terkena pembebasan lahan .Survei dan pengukuran ini dilakukan oleh tim survey dengan dibantu oleh konsultan perencanaan pembangunan usaha dan atau kegiatan.
Kegiatan sosialisasi  dilakukan untuk memberitahukan kepada nelayan, pedagang dan penduduk sekitar rencana usaha dan atau kegiatan serta untuk menampung dan meminta saran, pendapat, tanggapan, masukan ,keluhan atau keberatan dari para nelayan, pedagang ataupenduduk sekitar terhadap rencana usaha dan atau kegiatan . Pelaksanaan  kegiatan sosialisasi ini  dilakukan oleh tim sosialisasi rencana kegiatan pembanguanan TPI modern Bungku  yang terdiri dari pemerintah kabupaten Morowali melalui dinas Kelautan dan Perikanan  dan kantor Lingkungan Hidup kabupaten Morowali serta pemerintah kecamatan dan desa yang terkait dengan pelaksanaan  kegiatan.

2.      Pembebasan Lahan
Luas tanah yang akan ditempati oleh rencana usaha dan atau kegiatan pembanguan TPI modern Bungku adalah meliputi areal seluas 6.997 m2. Merupakan areal milik pemerintah kabupaten Morowali yang sudah dibebaskan dan diperuntukan untuk pembangunan TPI dengan kondisi terahir berupa areal rawa dan semak belukar sehingga tidak lagi memerlukan lagi pembebasan lahan.

B.     Tahap Konstruksi
  1. Mobilisasi Bahan Material Dan Peralatan Berat

Peralatan yang akan dimobilisasi ke lokasi kegiatan adalah berupa peralatan untuk pembanguana TPI. Kantor berikut sarana dan prasarana pendukunglainnya .Mobilisasi perlatan  pada tahap konstruksi ini  dilakukan oleh kontraktor pelaksana , kegiatan ini merupakan pengadaan awal peralatan ke lapangan .Pengangkuta semua peralatan berat menggunakan truck traller agar tidak merusak sarana jalan yang dilewati.
Penyimpanan bahan bangunan yang mudah rusak karena pengaruh iklim akan dilakukan pada ruang tertutup sedangkan untuk bahan bangunan lainnya akan ditempatkan pada tempat yang telah tersedia.Material yang dibutuhkan didatangkan oleh perusahaan kontaktor  pelaksana.

     2.      Penerimaan Dan Mobilisasi Tenaga Kerja

Pemerintah kabupaten Morowali sebagai pemrakarsa kegiatan akan menerapkan system pengelolaan dengan sasaran efisiensi tinggi.Untuk tenaga pelaksana pihak kontraktor akan memberikan priritas pertama bagi tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk sekitar  sesuai dengan keahlian  dan kualifikasi yang dibutuhkan . Mengingat  ketersediaan dan keterbatasan  tenaga keja local maka tidak menutup kemungkinan apabila pihak kontraktor  juga akan menggunakan tenaga kerja  pendatang dari luar daerah.

     3.    Pembangunan Dan Pengoperasian  Base Camp, Bengkel Dan Gudang

Kegiatan pembangunan dan pengoprasian base camp, bengkel dan gudang berupa pembanguanan  barak kerja untuk pekerja  di lokasi  yang akan dilengkapi  dengan pembangunan bengkel untuk perawatan kendaraan  dan peralatan, pembangunan gudang untuk menyimpan bahan  dan material yang didatangkan  terutama bahan bangunan yang mudah rusak karena pengaruh iklim.

4.      Pembukaan Dan Pematangan Lahan

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan  terdiri dari kegiatan pembukaan dan penyiapan tanah dasar berupa pengangkutan, pemindahan dan pematangan lahan berupa penggalian , penimbunan dan peamadatan tanah .

Analisis Dampak Lingkungan
Dampak yang akan terjadi bila dilakukan pembangunan tempat pelelangan ikan modern bungku kabupaten morowali provinsi sulawesi tengah dalam 3 tahapan adalah:
A.    Tahap Pra Konstruksi
  1. Komponen Lingkungan Geo Fisik Kimia. Kegiatan pada tahaap pra konstruksi tidak menimbulkan dampak besar dan penting pada komponen lingkungan geo fisik kimia.
  2. Komponen Lingkungan Biologi. Kegiatan pada tahaap pra konstruksi tidak menimbulkan dampak besar dan penting pada komponen lingkungan biologi.
  3. Komponen Social Ekonomi Budaya

·         Keresahan Pedagang
Dampak keresahan pedagang adalah berupa terjadinya keresahan para pedagang pengumpul ikan yang saat ini  melakukan kegiatan  di lokasi  pelabuhan Bungku  dan beberapa dermaga lain  di sekitar wilayah kecamatan Bungku Tengah. Keresahan pedangang pengumpul ini dapat timbul dari kekhawatiran para pedagang terhadap  kemungikan terjadinya konflik kepentingan  dalam penguasaan tempat berdagang, kekhawatiran timbulnya ketidakpuasana dari pedagang maupun pembeli terhadap kondisi di TPI, kekhawatiran terhadap suasana di TPI  terutama kemungkinan  menurunnya nilai omset  dan pendapatan yang akan mereka peroleh sehubungan akan bertambahnya peadagang yang akan melakukan usaha perdagangan di TPI. Kekhawatiran ini dapat memicu kecemburuan social, persaingan usaha  dan terganggunyya aktivitas jual beli. Dampak keresahan pedagang dapat muncul dari kurangnya pemahaman  dan salah pengertian  dari pedagang  atau kelompok pedagang  yang ada pada saat sosialisasi oleh pemerintah.
·         Perubahan Sikap Dan Persepsi Masyarakat
Sebagian besar masyarakat  di wilayah studi belum mengetahui keberadaan rencana usaha dan atau kegaiatan pembanguana TPI  yang akan dilaksanakan di wilayaah mereka. Walaupun demikian sebagian  responden setuju dengan pembangunan TPI di wilayah mereka. Masyarakat merasa gembira  dan berharap dapat bekerja dalam pelaksanaan pembangunan rencana usaha dan atau kegiatan, masyarakat juga dapat menerima penduduk pendatang yang akan bekerja dalam pelaksanaan pembangunan TPI di wilayah mereka, dimana dengan adanya pekerja dari luar daerah akan menambah wawasan baru tentang upaya sosialisasi dalam hidup bermasyarakat. Hal ini semua memberikan gambaran timbulnya sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap kehadiran TPI di daerah mereka.
Namun demikian sikap dan persepsi positif dari masyarakat sekita, paranelayan dan pedagang dapat berubah jadi negatif terhadap rencana keberadaan TPI  karena munculnya keresahan di kalangan masyarakat terutama nelayan dan pedagang pengumpul akibat kurangnya sosialisasi, penerangan atau pemberitahuan tentang akan diadakannya rencana pembangunan TPI yang akan dilakukan pemerintah kabupaten Morowali sebagai pemrakarsa  kepada nelayan, peadagang pengumpul dan penduduk sekitar.
Munculnya kekhawatiran dan keresahan para nelayan dan pedagang pengumpul ini dapat menyebar ke masyarakat sekitar sehingga menimbulkan sikap dan persepsi negatif terhadapa pembangunan TPI. Untuk itu sangat diperlukan suatu upaya pendekatan terhadap rencana pembangunan TPI yang baik dari pemerintah  kabupaten Morowali untuk melakukan kegiatan sosialisasi  dan penerangan kepada para nelayan, pedagang dan masyarakat sekitar  sehingga informasi yang disampaikan  dapat dipahami dengan baik dan diterima dengan jelas dan mencapai sasaran yang diinginkan.
4.      Komonen Lingkungan Kesehatan Lingkungan Dan Masyarakat
Kegiatan pada tahaap pra konstruksi tidak menimbulkan dampak besar dan penting pada komponen lingkungan kesehatan lingkungan dan masyarakat.

B.     Tahap Konstruksi
1.        Komponen Lingkungan Geo Fisik Kimia
·         Penurunan Kualitas Air Teluk Tolo
Damapak penurunan kualitas air laut Teluk Tolo pada tahap konstruksi dapat berupa dampak lansung atau dampak turunan. Dampak langsung terjadi dari kemungkinan bauangan limabah cair dari aktivitas kegiatan yang dilakukan di lokasi pelaksanaan pembanguanan TPI ke badan air laut Teluk Tolo. Sedangkan damapak turunan yang terjadi dari peningkatan laju erosi  tanah dan sedimentasi ke perairan laut Tluk Tolo disekitar lokasi rencana pembanguan TPI  berikut sarana dan prasarana pendukung.
Rangakaian kegiatan pada tahap konstruksi ini  terutama pada saat dilakukan pekerjaan tanah berupa galian dan penimbunan menyebabkan peningkatan air larian yang menghanyutkan partikel lapisan atas di sekitar lokasi pembangunan. Air larian  akan membawa lapisan permukaan tanah sehinggamenyebabkan pelumpuran  di badan perairan, peningkatan padatan tersuspensi dan kekeruhan air permukaan di lokasi pembangunan dan menyebar ke daerah sekitarnya.
Perubahan substrat  dan kejernihan ini mempengaruhi  makhluk hidup baik vegetasi, satwa yang ada di dasar  maupun perairan. Dengan terjadinya perubahan  substrat dasar  zat hara yang terdapat dalam sedimen menjadi larut di dalam perairan  menyebabkan kandungan nitrat-N dan ortophospat-P meningkat, hal ini dapat mengurangi kesuburan. Pengendapan lumpur yang menyebabkan pedangkalan di dasar perairan, menyebabakan terganggunya ekosistem perairan terutama sekali ekosistem dan habitat biota perairan berupa plankton, benthos, nekton padang lamun, terumbu karang, hutan bakau dan ekosistem biota laut lainnya.
Prakiraan besarnya dampak peningkatan laju aliran permukaan akibat terbukanya penutupan lahan  yang telah dihitung mrnggunakan rumus Chow adalah  besarnya laju aliran permukaan pada lokasi rencana pembangunan TPI yaitu 2.60 m3/ hari-hujan. Air larian ini akan membawa partikel-partikel tanah yang terbuka sehingga menyebabkan terjadinya pelumpuran di perairan . Pendugaan besarnya erosi tanah dilakukan dengan menggunakan perhitungan kehilangan tanah dengan metode USLE dan didapat nilai prakiraan erosi actual pada tahap konstruksi sebesar 9.29 ton/ha/th. Selanjutnya dapat dihitung besarnya pelumpuran. Hasil perhitungan konsentrasi lumpur adalah 58.7 x 10-4 mg/l. Yang menunjukan terjadinya peningkatan nilai parameter padatan tersuspensi bila dibandingkan  dengan kondisi rona lingkungan awal sebelum dilakukannya pembukaan lahan.
Dampak penurunan kualitas air laut dapat menyebar lokasi ke sekitarnya yakni hutan mangrove danlokasi perairan yang menjadi habitat dari lamun dan terumbu karang, menimbulkan dampak terhadap ekosistem biota perairan dan aktivitas penagkapan ikan yang dilakukan nelayan di sekitar pembangunan TPI.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa dampak ini besifat langsung dan berbalik kembali atau sebaliknya dampak terhadap penurunan kualitas air laut ini  akan bersifat jangka pendek yaitu slama pembukaan lahan dan dapat berbalik kembali setelah pembangunan selesai.
Intensitas dampak dapat dikurangi dengan melakukan upaya pengelolaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyebab damapak. Missal, pembukaan lahan yang dilakukan secara bertahap dan hanya dilaksanakan pada musim kemarau dan regevetasi lahan untuk mencegah terdapatnya areal terbuka di lokasi rencana pembangunan.


·         Penurunan Kualitas Udara Amblen Dan Peningkatan Kebauan
Tedapat beberapa tipe  polutan yang dikeluarkan ke udara dari adanya rencana pembangunan, polusi udara yang berbentuk emisi gas buang seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2) dan amoniak (NH3) merupakan komponen yang sering dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar minyak mesin kendaraan  dan mesin alat-alat berat di lokasi rencana pembangunan. Polusi berupa peningkatan partikel debu di udara dapat bersal dari aktivitas transportasi lalu lintas kendaraan di lokasi pembangunan.
·         Peningkatan Kebisingan
·         Gangguan Lalu Lintas
2.        Komponen Lingkungan Biologi
·         Gangguan Terhadap Biota Perairan
·         Komponen Social Ekonomi Budaya
·         Kesempatan Kerja Dan Peluang Berusaha
·         Peningkatan Pendapatan Penduduk
·         Perubahan Sikap Dan Persepsi Masyarakat
3.        Komonen Lingkungan Dan Kesehatan Masyarakat
·         Gangguan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

C.    Tahap Pasca Kontruksi
1.      Komponen Lingkungan Geo Fisik Kimia
·         Dampak Penurunan Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak pada tahap pasca konstruksi disbabkan oleh pelaksanaan oprasional dan pemeliharaan TPI, oprasional mesin-mesin genset, sarana dan prasarana lainnya yang terdapat di lokasi rencana usaha yang memungkinkan terdapatnya rembesan limbah yang akan memasuki badan air. Hal tersebut dapat menimbulkan peningkatan minyak dan lemak, kepadatan tersuspensi dan kekeruhan air yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air laut sekitar lokasi usaha dan menyebar ke lingkungan sekitarnya.
·         Dampak Penurunan Kualitas Udara, Peningkatan Kebauan Dan Kebisingan
Dampak data pasca konstruksi disebabkan oleh kegiatan trasportasi lalulintas kendaraan di lokasi rencana usaha yang menimbulkan peningkatan kadar debu dan gas buang yang terdispersi ke udara disepanjang jalan.
·         Gangguan Lalu Lintas
Pada tahap pasca konstruksi setelah TPI selesai dibangun dan ditempati oleh para nelayan dan pedagang yang diperkirakan terjadinya peningkatan volume lalulintas pada ruas jalan Bungi – Lokasi TPI yang akan menuju atau meninggalakan lokasi TPI.
  1. Komponen Lingkungan Biologi
·         Gangguan terhadap biota perairan
Dampak pada tahap pasca konstruksi berupa masuknya pencemar dari kemungkinan terjadinya rembesan yang menimbulkan peningkatan minyak dan lemak, kepadatan tersuspensi dan kekeruhan air yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air laut sekitar lokasi usaha dan menyebar ke lingkungan sekitarnya. Rangkaian ini menyebabkan peningkatan kekeruhan, muatan padatan tersuspensi, residu terlarut dan peningkatan pH yang menyebabkan terganggunya habitat biota perairan seperti penurunan kelimpahan, penurunan indeks keanekaragaman plankton, bentos, dan nekton di perairan sekitar lokasi usaha serta munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan TPI.
  1. Komponen Social Ekonomi Budaya
·         Dampak Terbukanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Dampak terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha menimbulkan secara langsung terjadi penerimaan tenagakerja yang akan dilakukan oleh Badan Pengelola TPI untuk mendukung kegiatan oprasional dan pemeliharaan TPI berikut sarana dan prasarana yang di bangun maupaun penerimaan tenagakerja dari pedagang dan pemilik toko. Oprasional TPI juga megundang para pendatang untuk pedagang, pembeli, maupun tenagakerja.
·         Peningkatan Aktifitas Penangkapan Ikan
Pembangunan dan oprasional TPI Modern Bungku yang disertai fasilitas pelelangan dan pengolahan ikan, secara tidak langsung berfungsi sebagai pasar bagi hasil tangkapan sumberdaya ikan yang diperoleh bukan hanya oleh nelayan BUngku tetapi juga oleh para nelayan di sekitar daerah Morowali hingga Kendari di Selatan hingga Bunggai Kepulauan di Utara. Tersedianya pasar ini akan menjamin stabilitas harga hasil tangkapan perikanan. Kestabilan harga ini mengakibatkan pandangan pada penangkapan ikan sebagai usaha yang menguntungkan sehingga dapat meningkatkan aktifitas penangkapan ikan.
·         Dampak Peningkatan Pendapatan Penduduk
Dampak peningkatan pendapatan penduduk di sekitar TPI Modern Bungku pada tahap pasca konstruksi secara langsung bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja penduduk lokal dan dari terbukanya peluang usaha bagi penduduk sekitar pada sector in-formal. Kehadiran TPI Modern Bungku dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali seiring dengan peningkatan aktivitas di pasar ini, mendorong aktivitas di sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti sektor transportasi, pariwisata, hotel, restoran dan lainnya yang secara langsung dapat menarik investor.
·         Dampak Peningkatan Pendapatan Daerah
Dampak peningkatan pendapatan darah merupakan dampak positif diharapkan dapat meningkatkan pembangunan dan perekonomian lokal serta mempengaruhi peningkatan kesejahteraan penduduk Kabuoaten Morowali. Peningkatan pendapatan daerah terjadi dari kegiatan oprasional pasar, pihak pelaku pasar baik pedagang maupun pembeli berkewajiban membayar iuran, retribusi dan pungutan-pungutan lain berupa pajak atau retribusi lainnya sesuai tariff dan ketentuan yang berlaku.
·         Dampak Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Dampak pasca konstruksi dapat terjadi kegiatan penerimaan tenagakerja lokal untuk bekerja pada Badan Pengelola TPI Modern Bungku dan pada pedagang atau nelayan di kawasan Pembangunan TPI Modern Bungku. Dampak perubahan sikap da persepsi negatif pasca konstruksi dapat terjadi akibat adanya kemungkinan terjadinya dampak turunan dari dampak primer seperti dampak lalulintas yang terjadi di sekitar lokasi. Persepsi negative masyarakat bersifat sementara dan dapat berbalik sepanjang masalahnya dapat diselesaikan dengan baik.
4.        Komonen Lingkungan Kesehatan Lingkungan Dan Masyarakat
·         Dampak Penurunan Estetika
Dampak penurunan estetika adalah terjadinya penyebaran dan penumpukan sampah secara serampangan sehingga mengganggu kenyamanan dan kerapihan lingkungan pasar. Dampak ini terutama dapat di sebabkan oleh penerapan sistem penanganan sampah yang kurang baiksehingga terjadunya penumpukan sampah pada lokasi sekitar bangunan, kios, lods atau berserakan pada ruang pekantoran dan ruang terbuka di dalam lingkungan pasar sehingga dapat mengganggu kenyamanan para pedagang maupun pengunjung pasar.

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL)
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sesuai dengan dampak lingkungan yang akan terjadi dari rencana usaha kegiatan Pembangunan TPI Modern Bungku di Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah yaitu komponen lingkungan yang sensitif menjadi prioritas untuk dilakukan pengelolaan. Terhadap lingkungan geo-fisik kimia terjadinya penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo, penurunan kualitas udara dan peningkatan kebauan, peningkatan kebisingan dan gangguan lalulintas. Terhadap lingkungan biologi berupa gangguan biota perairan. Terhadap lingkungan sosial ekonomi dan budaya terjadinya keresahan penduduk akibat ketidaksesuaian ganti rugi dalam pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan, keresahan pedagang, terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha, terjadinya peningkatan pendapatan penduduk, peningkatan pendapatan daerah, perubahan sikap dan persepsi masyarakat. Terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat terjadinya gangguan kesehatan, keselamatan kerja dan penurunan estetika.

Pengelolaan Terhadap Dampak-Dampak yang Mungkin Terjadi
A.    Tahap Prakonstruksi
1.      Komponen Lingkungan Geo-Fisik Kimia
Kegiatan pada tahap prakonstruksi tidak menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan geo-fisik kimia.
2.      Komponen Lingkungan Biologi
Kegiatan pada tahap prakonstruksi tidak menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan biologi.
3.      Komponen Lingkungan Sosila Ekonomi Dan Budaya
·         Dampak Keresahan Pedagang
Dampak keresahan pedagang berupa terjadinya keresahan para pedagang pengumpul ikan (eksisting) yang saat ini melakukan kegiatan dilokasi di sekitar wilayah Kecamatan Bungku Tengah. Keresahan ini timbul dari kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya konflik dalam penguasaan tempat berdagang, kekhawatiran timbulnya ketidakpuasan pedagang maupun pembeli terhadap kondisi di lokasi, kekhawatiran mengenai suasana dan kemungkinan penurunan nilai omset dan pendapatan masyarakat. Kekhawatiran ini dapat memicu kecemburuan sosial, persaingan usaha dan terganggunya aktivitas jual beli.
Tujuan rencana pengelolaan dampak keresahan pedagang adalah para pedagang dapat memahami dengan baik dan dapat menerima kehadiran rencan usaha Pembangunan TPI Modern Bungku. Upaya pengelolaan berupa pendekatan sosial ekonomi melalui pendekatan kepada pedagang pengumpul (eksiting). Pengelolaan dampak keresahan pedagang pada tahap prakonstruksi dilaksanakan sebelum dilakukan kegiatan pembukaan lahan samapai berakhirnya kegiatan.
·         Dampak Perubahan Sikap dan Presepsi Masyarakat
Penerimaan masyarakat terhadap rencana usaha ini memberi sikap dan persepsi positif dalam menyabut tenaga kerja dari luar daerah. Namun sikap dan persepsi positif dari masyarakat dapat berubah menjadi negatif karena munculnya keresahan pedagang pengumpul akibat kurangnya pemahaman dan salah pengertian pada saat sosialisasi, penerangan dan pemberitahuan mengenai rencana kegiatan usaha ini. 
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup terhadap dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat yaitu mengoptimalkan sikap dan persepsi masyarakat sekitar terhadapa rencana usaha, terciptanaya hubungan harmonis antara pemerintah dengan masyarakat dan aparat desa sekitar lokasi rencana usaha. Upaya pengelolaan dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat pada tahap prakonstruksi berdasarkan pendekatan sosial ekonomi dilakukan dengan pendekatan kepada masyarakat sekitar. Periode pengelolaan dilaksanakan sebelum dilakukanya pembukaan lahan sampai berakhirnya kegiatan konstruksi.

B.     Tahap Konstruksi
1.      Komponen Lingkungan Geo-Fisik Kimia
·         Dampak Penurunan Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo pada tahap konstruksi dapat berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung. Dampak langsung terjadi dari kemungkinan buangan limbah cair dari aktivitas yang dilakukan dilokasi pelaksanaan ke perairan Teluk Tolo. Dampak tidak langusng terjadi dari peningkatan laju erosi tanah dan sedimentasi ke perairan Laut Teluk Tolo.
Tujuan rencana pengelolaan dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo di sekitar lokasi dan mengurangi dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain yaitu gangguan terhadap biota perairan, ekosistem hutan mangrove, padang lamun dan habitat terumbu karang, gangguan terhadap kehidupan nelayan Kecamatan Bungku Tengah, sikap dan persepsi masyarakta sekitar. Pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan rencana usaha secara terus-menerus sampai berakhirnya kegiatan oprasional rencana usaha tersebut.
·         Dampak Penurunan Kualitas Udara, Peningkatan Kebauan dan Kebisingan
Dengan beroprasinya alat-alat berat dan kendaraan pengangkut pada saat pelaksanaan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara berupa peningkatan kandungan debu dan emisi gas buang ke udara serta peningkatan kebisingan di lokasi rencana usaha dan menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Tujuan rencana pengelolaan dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan adalah mengendalikan dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan di lokasi rencana usaha dan mengurangi terjadinya penyebaran dan dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain berupa gangguan kesehatan lingkungan dan masyrakata, perubahan sikap dan persepsi masyrakat di sekitar lokasi usaha. Upaya pengelolaan ini dilakukan dengan pendekatan teknologi dan pendekatan sosial ekonomi. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
·         Dampak Gangguan Lalulintas
Pada saat dilakukanya kegiatan mobilisasi peralatan maupun material bangunan pada tahap konstruksi melewati Jalan Poros Palu-Bungku dan Jalan Bungi-lokasi TPI dapat menyebabkan terjadinya peningkatan volume lalulintas pada jalan tersebut. Terutama berupa peningkatan jumlah kendaraan berat.
Tujuan rencana pengelolaan dampak gangguan lalulintas adalah mengendalikan dampak gangguan dan mengurangi dampak peningkatan lalulintas pada ruas Jalan Poros Palu-Bungku dan Jalan Bungi-lokasi TPI. Pengelolaan dilakukan dilakukan dengan pengaturan lalulintas dan mobilisasi bahan serta material. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.

2.      Komponen Lingkungan Biologi
·         Dampak Gangguan Habitat Biota Perairan
Dampak yang terjadi diawali dengan peningkatan laju erosi dan sedimentasi yang meningkatan kepadatan tersuspensi menyebabkan peningkatan kekeruhan dan kecerhaan air menurun sehingga intensitas cahaya matahari berlurang dan proses fotosintesis terhalang, produktifitas primer perairan menurun, daya absorsi fitoplankton terhadap unsur hara berkurang, populasi kepadatan fitoplankton menurun yang timbul dari kegiatan konstruksi pembangunan pasar.
Tujuan rencana pengelolaan dampak gangguan habitat biota perairan adalah mengurangi terjadinya dampak dan mengurangi dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain yaitu gangguan terhadap kehidupan nelayan dan perubahan sikap dan presepsi masyarakat sekitar terhadap rencana usaha. Pengelolaan ini dilakukan dengan pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan lahan, revegetasi lahan disekitar lokasi rencana usaha serta disisi kanan dan kiri badan jalan. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.

3.      Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi Dan Budaya
·         Dampak Terbentukanya Kesepatan Kerja Dan Peluang Usaha
Dampak ini berasal dari kegiatan penerimaan tenaga kerja dari penduduk lokal yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana kegiatan usaha. Pada tahap konstruksi keberadaan rencana usaha mengundang para pendatang untuk tinggal di sekitar lokasi sehingga memberikan wawasan dan pengetahuan atau pengalaman baru bagi penduduk sekitar. Dari sini tumbuhlah sektor ekonomi baru yang lajim di sebut sektor informal berfungsi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Tujuan rencana pengelolaan dampak terbentukanya kesepatan kerja dan peluang usaha adalah terserapnya penduduk usia kerja dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang berusaha baru dari sektor informal, meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi dan meningkatkan regional perkapita Kabupaten Morowali. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan melakukan  pendekatan pada masyarakat sekitar. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
·         Dampak Peningkatan Pendapatan Penduduk
Dampak pada tahap kosntruksi berusmber dari penerimaan tenaga kerja penduduk lokal dan terbukanya peluang usaha bagi penduduk sekitar dapat menyebabkan banyaknya penduduk yang terkena dampak langsung.
Tujuan rencana pengelolaan dampak peningkatan pendapatan penduduk adalah terserapnya penduduk usia kerja dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang berusaha baru dari sektor informal, meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi dan meningkatkan pendapatan regional perkapita Kabupaten Morowali. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan melakukan  pendekatan pada masyarakat sekitar. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
·         Dampak Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Dampak ini berasal dari kegiatan penerimaan tenaga kerja dari penduduk lokal yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana kegiatan usaha. Pada tahap konstruksi keberadaan rencana usaha mengundang para pendatang untuk tinggal di sekitar lokasi sehingga menimbulkan sikap dan persepsi negatif dari masyarakat sekitar karena kebutuhan tenaga kerja sangat kecil dibandingkan jumlah pencari kerja di sekitar lokasi rencana usaha.
Tujuan rencana pengelolaan dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat adalah mengoptimalkan sikap dan persepsi positif masyarakat sekitar terhadap keberadaan usaha, terciptanya hubungan yang harmonis antara Badan Pengelola TPI Modern Bungku dengan masyarakat dan Aparat Pemerintah Desa sekitar lokasi. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan melakukan  pendekatan pada masyarakat sekitar. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
·         Dampak Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dampak pada tahap konstruksi bersumber dari pelaksanaan kegiatan kosntruksi fisik bangunan yang dapat menimbulkan dampak secara langsung kesehatan dan keselamatan kerja para tenaga kerja atau masyarakat. Kecelakaan dapat terjadi akibat tertimpa material bangunan,  terluka akibat paku bekas, seng bekas, pecahan kaca, dll.
Tujuan rencana pengelolaan dampak gangguan kesehatan dan keselamatan kerja adalah melindungi dan menjaga kesehatan keselamatan kerja tenaga kerja yang terlibat langsung maupun masyrakat sekitar lokasi pelaksanaan kegiatan. Upaya pengelolaan dilakukan dengan penginisiatifan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (KKK), penyediaaan alat keselamatan dan kesehatan kerja, obat-obatan, peralatan pertolongan pertama (PPPK), dan pengamanan lokasi kegiatan dari pihak lain yang tidak berkepntingan. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.

C.    Tahap Pasca Konstruksi
1.      Komponen Lingkungan Geo-fisik Kimia
·         Dampak Penurunan Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak pada tahap pasca konstruksi berupa masuknya pencemar dari kemungkinan terjadinya rembesan oprasional TPI Modern Bungku ke badan air Laut Teluk Tolo, menimbulkan peningkatan minyak dan lemak, kepadatan tersuspensi dan kekeruhan air yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air laut sekitar lokasi usaha dan menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Tujuan rencana pengelolaan dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo adalah menanggulangi dampak, menaggulangi penyebaran dampak, dan  mengurangi dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan pengaturan tata letak dan desain dari bangunan rumah genset di lokasi rencana usaha, pengelolaan oli bekas dan pembanguna serta pengaturan IPAL. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.
·         Dampak Penurunan Kualitas Udara, Peningkatan Kebauan Dan Kebisingan
Dampak data pasca konstruksi disebabkan oleh kegiatan trasfortasi lalulintas kendaraan di lokasi rencana usaha yang menimbulkan peningkatan kadar debu dan gas buang yang terdispersi ke udara disepanjang jalan. Penurunan kualitas udara dan peningakatan kebauan dapat terjadi dari aktifitas TPI Modern Bungku terutama lods penjual ikan, lods hijau untuk penjual sayur dan ikan kering yang merupaka sumber pencemar dampak penurunan kualitas udara dan tingkat kebauan. Dampak ini juga dapat terjadi akibat kurang baiknya pelaksanaan kegiatan pengelolaan air limbah dan pengelolaan sampah dilokasi kegiatan. Terjadinya dampak ini dapat mempengaruhi para pelaku pasar di lokasi TPI Modern Bungku.
Tujuan rencana pengelolaan dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan adalah mengendalikan dampak, mengurangi terjadinya penyebaran dan dampak lanjutan terhadap penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan, menciptakan kebersihan, kerapihan dan keindahan serta menjaga ketentraman, keamanan dan kenyamanan lingkungan pasar dan sekitarnya. Upaya pengelolaan dilakukan dengan pendekatan ekologi dan pendekatan social ekonomi melalui sosialisasi. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.
·         Dampak Gangguan Lalulintas
Pada tahap pasca konstruksi setelah TPI selesai dibangun dan ditempati oleh para nelayan dan pedagang yang diperkirakan terjadinya peningkatan volume lalulintas pada ruas jalan Bungi – Lokasi TPI yang akan menuju atau meninggalakan lokasi TPI.
Tujuan rencana pengelolaan dampak gangguan lalulintas adalah mengendalikan dampak gangguan terhadap lalulintas pada ruas jalan Bungi – Lokasi TPI dan ruas jalan lainnya di sekitar lokasi TPI serta mengendalikan dampak terhadap lalulintas di dalam lingkungan TPI Modern Bungku. Upaya pengelolaan dilakukan dengan pendekatan teknologi dan pendekatan sosial ekonomi berupa pengaturan pergerakan kendaraan, pengaturan lalulintas dan sosialisasi penegakan berlalulintas. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.

2.      Komponen Lingkungan Biologi
·         Dampak Gangguan Biota Perairan
Dampak pada tahap pasca konstruksi berupa masuknya pencemar dari kemungkinan terjadinya rembesan yang menimbulkan peningkatan minyak dan lemak, kepadatan tersuspensi dan kekeruhan air yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air laut sekitar lokasi usaha dan menyebar ke lingkungan sekitarnya. Rangkaian ini menyebabkan peningkatan kekeruhan, muatan padatan tersuspensi, residu terlarut dan peningkatan pH yang menyebabkan terganggunya habitat biota perairan seperti penurunan kelimpahan, penurunan indeks keanekaragaman plankton, bentos, dan nekton di perairan sekitar lokasi usaha serta munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan TPI.
Tujuan rencana pengelolaan dampak gangguan biota perairan adalah mengurangi terjadinya dampak dan mengurangi penyebaran dampar gangguan terhadap habitat biota perairan Laut Teluk Tolo di lokasi rencana usaha. Upaya pengelolaan dilakukan dengan pengaturan tata letak dan desain dari bangunan rumah genset di lokasi rencana usaha, pengelolaan oli bekas dan pembanguna serta pengaturan IPAL. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.

3.       Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
·         Dampak Terbukanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Dampak terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha menimbulkan secara langsung terjadi penerimaan tenagakerja yang akan dilakukan oleh Badan Pengelola TPI untuk mendukung kegiatan oprasional dan pemeliharaan TPI berikut sarana dan prasarana yang di bangun maupaun penerimaan tenagakerja dari pedagang dan pemilik toko. Oprasional TPI juga megundang para pendatang untuk pedagang, pembeli, maupun tenagakerja.
Tujuan rencana pengelolaan dampak terbentukanya kesepatan kerja dan peluang usaha adalah terserapnya penduduk usia kerja dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang berusaha baru dari sektor informal; partisipasi, kontribusi dan sarana umum yang dibangun Badan Pengelola TPI dapat mencapai sasaran untuk masyarakat dan kemajuan daerah sekitar, serta peningkatan kegiatan perekonomian dan social budaya di sekitar lokasi usaha. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan melaksanakan komitmen untuk memprioritaskan tenagakerja lokal untuk diterima bekerja di Badan Pengelola TPI Bungku sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan masing-masing, memberikan pertimbangan kepada para pedagang atau pemilik toko untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai/tenagakerja dengan pemberian upah sesuai UMP (Upah Minimum Provinsi) yang di tetapkan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan peninkatan fasilitas lainnya terhadap pegawai/tenagakerja, serta memberikan bantuan sosial kepada masyarakat sekitar dalam rangka Community development. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.
·         Peningkatan Aktifitas Penangkapan Ikan
Pembangunan dan oprasional TPI Modern Bungku yang disertai fasilitas pelelangan dan pengolahan ikan, secara tidak langsung berfungsi sebagai pasar bagi hasil tangkapan sumberdaya ikan yang diperoleh bukan hanya oleh nelayan BUngku tetapi juga oleh para nelayan di sekitar daerah Morowali hingga Kendari di Selatan hingga Bunggai Kepulauan di Utara. Tersedianya pasar ini akan menjamin stabilitas harga hasil tangkapan perikanan. Kestabilan harga ini mengakibatkan pandangan pada penangkapan ikan sebagai usaha yang menguntungkan sehingga dapat meningkatkan aktifitas penangkapan ikan.
Tujuan rencana pengelolaan peningkatan aktifitas penangkapan ikan adalah tersedianya fasilitas untuk penangkapan ikan, pelayanan darat dan laut baik bagi nelayan lokal dan nelayan pendatang sehingga dapat memperoleh kebutuhan kapal di TPI Modern Bungku, dan tersedianya TPI dan pengolahan ikan, maka nelayan luar dapat menjual hasil tangkapannya di TPI Modern Bungku. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.
·         Dampak Peningkatan Pendapatan Penduduk
Dampak peningkatan pendapatan penduduk di sekitar TPI Modern Bungku pada tahap pasca konstruksi secara langsung bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja penduduk lokal dan dari terbukanya peluang usaha bagi penduduk sekitar pada sector in-formal. Kehadiran TPI Modern Bungku dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali seiring dengan peningkatan aktivitas di pasar ini, mendorong aktivitas di sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti sektor transportasi, pariwisata, hotel, restoran dan lainnya yang secara langsung dapat menarik investor.
Tujuan rencana pengelolaan dampak peningkatan pendapatan penduduk adalah terserapnya penduduk usia kerja dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang berusaha baru dari sektor informal, meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi, meningkatkan pendapatan regional perkapita Kabupaten Morowali, dan meningkatkan pendapatan per-tahunanggaran Kabupaten Morowali. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan melaksanakan komitmen untuk memprioritaskan tenagakerja lokal untuk diterima bekerja di Badan Pengelola TPI Bungku sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan masing-masing, memberikan pertimbangan kepada para pedagang atau pemilik toko untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai/tenagakerja dengan pemberian upah sesuai UMP (Upah Minimum Provinsi) yang di tetapkan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan peninkatan fasilitas lainnya terhadap pegawai/tenagakerja, serta memberikan bantuan sosial kepada masyarakat sekitar dalam rangka Community development. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.
·         Dampak Peningkatan Pendapatan Daerah
Dampak peningkatan pendapatan darah merupakan dampak positif diharapkan dapat meningkatkan pembangunan dan perekonomian lokal serta mempengaruhi peningkatan kesejahteraan penduduk Kabuoaten Morowali. Peningkatan pendapatan daerah terjadi dari kegiatan oprasional pasar, pihak pelaku pasar baik pedagang maupun pembeli berkewajiban membayar iuran, retribusi dan pungutan-pungutan lain berupa pajak atau retribusi lainnya sesuai tariff dan ketentuan yang berlaku.
Tujuan rencana pengelolaan dampak peningkatan pendapatan daerah adalah terlaksananya pemasukan dana kepada pemerintah daerah sesuai peraturan yang berlaku, terserapnya penduduk usia kerja dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang berusaha baru dari sektor informal, meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi, meningkatkan pendapatan regional perkapita Kabupaten Morowali, dan meningkatkan pendapatan per-tahunanggaran Kabupaten Morowali. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan pemeriksaan laporan iuran, setoran pajak, retribusi dan pungutan lainnya yang diterima oleh pihak Pengelola TPI Modern Bungku. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.
·         Dampak Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Dampak pasca konstruksi dapat terjadi kegiatan penerimaan tenagakerja lokal untuk bekerja pada Badan Pengelola TPI Modern Bungku dan pada pedagang atau nelayan di kawasan Pembangunan TPI Modern Bungku. Dampak perubahan sikap da persepsi negatif pasca konstruksi dapat terjadi akibat adanya kemungkinan terjadinya dampak turunan dari dampak primer seperti dampak lalulintas yang terjadi di sekitar lokasi. Persepsi negative masyarakat bersifat sementara dan dapat berbalik sepanjang masalahnya dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan rencana pengelolaan dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat adalah mengoptimalkan sikap dan persepsi positif masyarakat sekitar terhadap keberadaan usaha, terciptanya hubungan yang harmonis antara Badan Pengelola TPI Modern Bungku dengan masyarakat dan Aparat Pemerintah Desa sekitar lokasi. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan melakukan  pendekatan pada masyarakat sekitar. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.

4.      Komponen Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
·         Dampak Penurunan Estetika
Dampak penurunan estetika adalah terjadinya penyebaran dan penumpukan sampah secara serampangan sehingga mengganggu kenyamanan dan kerapihan lingkungan pasar. Dampak ini terutama dapat di sebabkan oleh penerapan sistem penanganan sampah yang kurang baiksehingga terjadunya penumpukan sampah pada lokasi sekitar bangunan, kios, lods atau berserakan pada ruang pekantoran dan ruang terbuka di dalam lingkungan pasar sehingga dapat mengganggu kenyamanan para pedagang maupun pengunjung pasar. Terjadinya penumpukan sampah ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah atau volume sampah yang dihasilkan, terutama sampah-sampah yang dihasilkan dari kegiatan berdagang. Dapat juga disebabkan oleh pelaksanaan pengelolaan sampah yang tidak baik, kurangnya kesadaran dari pihak pedagang dan pengelola terutama petugas kebersihan yang menjadi penanggungjawab  pengelolaan sampah di lokasi pasar.
Tujuan rencana pegelolaan dampak penurunan estetika adalah menciptakan kebersihan, kerapihan dan keindahan serta menjaga keamanan, kenyamanan dan ketentraman lingkungan pasar dan sekitarnya. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan pengawasan sistem pengelolaan dan penanganan sampah TPI Modern Bungku, dan sosialisasi upaya pengelolaan kebersihan, keindahan, ketentraman, kemanan, dan kenyamanan lingkungan pasar dan sekitarnya. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara terus menerus.

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
A. Tahap Pra-Konstruksi
1.      Komponen Lingkungan Geo-Fisik Kimia
Kegiatan pada tahap pra-konstruksi tidak menimbulkan dampak besar dan penting terhadap komponen lingkungan geo-fisik kimia.

2.      Komponen Lingkungan Biologi
Seperti pada komponen lingkungan geo-fisik kimia, kegiatan pada tahap pra-konstruksi ini tidak menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan biologi.

3.      Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
·         Dampak Keresahan Pedagang
Dampak keresahan pedagang berupa terjadinya keresahan para pedagang pengumpul ikan (eksisting) yang saat ini melakukan kegiatan di lokasi Pelabuhan Bungku dan beberapa dermaga lain yang dapat menimbulkan terjadinya suatu konflik kepentingan dalam penguasaan tempat bedagang, ketidakpuasan pedagang maupun pembeli terhadap kondisi di lokasi TPI yang dapat menurunkan nilai omset dan pendapatan yang diperoleh mereka, dan dikhawatirkan dapat memicu terjadinya kecemburuan sosial, persaingan usaha dan terganggunya aktifitas jual beli.
·         Dampak Perubahan Sikap dan Presepsi Masyarakat
Pembangunan TPI Bungku ini disambut baik oleh masyarakat. Namun dalam pembangunan TPI tersebut tidak hanya hal positif saja, bisa muncul hal negatif yaitu pencemaran yang akan mengganggu mulai dari air, udara, bau dan sampah. Selain itu saat pemindahan pedagang dari TPI ke tempat sementara atau dari tempat sementara ke TPI yang akan dibangun pula dapat menimbulkan masalah yaitu adanya pedagang yang merasa penempatanya kurang diinginkan atau tempat yang baru tidak lebih baik dari TPI lama, oleh karena itu diperlukan pengertian agar tidak terjadi kesalahpahaman dan harus terorganisir dengan baik.
Tujuan pemantauan dampak perubahan sikap dan presepsi masyarakat ialah untuk mengetahui presepsi masyarakat agar dapat mengoptimalkan menjadi presepsi yang positif dan tercipta hubungan harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan aparat pemerintahan desa di lokasi tersebut.
Pelaksana pemantauan lingkungan hidup dilakukan oleh Badan Pengelola TPI Modern Bungku, bagian K3LH, Pengawas K3LH, dan staff lapangan. Laporan  hasil diserahkan kepada Kantor lingkungan Hidup Kabupaten Morowali, Pemerintah Kabupaten Morowali dan bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah yang berperan sebagai pengawas pemantauan lingkungan hidup

B. Tahap Konstruksi
1.   Komponen Lingkungan Geo-Fisik Kimia
·         Dampak Penurunan Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo pada tahap konstruksi dapat berupa dampak langsung atau dampak tidak langsung. Dampak langsung terjadi akibat buangan limbah cair dari aktifitas yang dilakukan di lokasi UKL dan UPL Pembangunan TPI Modern Bungku. Dampak tidak langusng terjadi dari peningkatan laju erosi tanah dan sedimentasi ke perairan Laut Teluk Tolo.
Tujuan rencana pemantauan penurunan kualitas air Laut Teluk Tofo adalah mengendalikan dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo di sekitar lokasi rencana usaha dan mengurangi dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain berupa gangguan terhadap habitat biota perairan, ekosistem hutan manggrove, padang lamun dan habitat terumbu karang, gangguan terhadap kehidupan nelayan sekitar.
·         Dampak Penurunan Kualitas Udara, Peningkatan Kebauan Dan Kebisingan
Secara langsung dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan dapat mempengaruhi kenyamanan para pekerja di lokasi kegiatan terutama pada musim kemarau dimana kelembaban udara menjadi lebih rendah dan kecepatan angin yang cukup tinggi.
Tujuan rencana pemantauan dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan adalah mengendalikan dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan di lokasi rencana usaha dan mengurangi terjadinya penyebaran dan dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain, yaitu berupa gangguan kesehatan lingkungan dan masyarakat, perubahan sikap dan persepsi masyarakat di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan.
Pelaksana pengelolaan dampak adalah Badan Pengelola TPI Modem Bungku. Sebagai penanggung jawab pelaksana kegiatan adalah Kabag, K3LH dan koordrnator pelaksanaan di lapangan adalah Pengawas K3LH yang membawahi Staf Lapangan sebagai pelaksana kegiatan secara langsung di lapangan.

2.   Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi Dan Budaya
·         Dampak Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Parameter yang perlu dipantau adalah besarnya proentase tenaga kerja yang diterima atau mendapatkan kesempatan bekerjapada rencana pembangunan TPI, persepsi masyarkat mengenai pembangunan TPI tersebut dan kehadiran rencana usaha pembangunan TPI modern dapat diterima oleh masyrakat sekitar
Tujuan rencana pemantauan perubahan sikap dan persepsi masyrakat adalah untuk mengetahui sikap dan prepsi masyarakat, sehingga dapat dioptimalkan menjadi sikap dan persepso positif, adanya hunbungan haromonis antara pemerintah sebagai penggagas rencana usaha pembangunan TPI modern dengan masyarakat sekitar rencan pembangunan TPI dan adanya hunbungan haromonis antara pemerintah sebagai penggagas rencana usaha pembangunan TPI modern dengan Aparat desa sekitar.

C. Tahap pasca kontruksi
1.   Komponen Lingkungan  Geo-Fisik Kimia
·         Dampak Penurunan Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo berupa masuknya masa pencemar dari kemungkinan terjadinya rembesan limbah caird dari operasional TPI modern Bungku ke badan air laut teluk Tolo, menimbulkan peningkatan lemak dan minyak.
Tujuan Rencana Pemantauan lingkungan hidup adalah mengetahui terjadinya dampak penuruan kualitas air laut teluk tolo, mengetahui penyebaran  dampak terjadinya penurunan kualitas air laut teluk tolo, mengetahui dampak lanjutan penurunan kualitas air laut teluk tolo dan mengetahuin efektifitas IPAL yang akan di bangun.
·         Dampak Penuruan Kualitas Udara dari Peningkatan Kebisingan
Intensitas dampak dari kegiatan transportasi lalulintas pada tahap pasca kontruksi tergolong tinggi, diperkirakan dengan beroprasinya rencana usaha dan kegiatan terjadi peningkatan volume lalulintas yang akan menuju lokasi rencana.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan mengetahui dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dan mengetahui terjadinya penyebaran dan dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain.
·         Dampak Gangguan Lalulintas
Pada tahap pasca kontruksi setelah TPI selesai dibangun dan ditempati oleh para pedagang, diperkirakan terjadi peningkatan volume lalulintas yang akan meninggalkan lokasi TPI, sesuai dengan fungsinya sebagai pusat perdagangan.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup mengetahui dampak gangguan terhadao lalulintas pada ruas jalan dan mengetahui efektifitas pelaksanaan kegiatan pengendalian dampak gangguan.
·         Peningkatan Sarana dan Prasaran
Pada tahap pasca kontruksi setelah TPI selesai dibangun dan ditempati oleh para pedagang, diperkirakan terjadi peningkatan volume lalulintas yang akan meninggalkan lokasi TPI, sesuai dengan fungsinya sebagai pusat perdagangan.
Tujuan rencana pemantaun lingkungan hidup adalah mengetahui dampak gangguan terhadao lalulintas pada ruas jalan dan mengetahui efektifitas pelaksanaan kegiatan pengendalian dampak gangguan.
·         Dampak Gangguan Habitat Biota Perairan
Kegiatan ini dapat menyebabkan peningkatan kekeruhan, muatan padatan tersuspensi residu terlarut dan peningkatan pH.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah mengetahui terjadinya dampak gangguan terhadap habitat biota perairan di lokasi rencana usaha, mengetahui terjadinya penyebarandampak gangguan terhadap  habitat biota perairan dan memantau keefektifan dari kegiatan pengelolaan.

2.   Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
·         Dampak terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha
Dampak terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha secara langsung terjadi kegiatan penerimaan tenaga kerja yang akan dilakukan oleh badan pengelola TPI.
Tujuan rencana pemantaun lingkungan hidup adalah engetahui tingkat penyerapan tenaga kerja dari penduduk usia kerja di sekitar lokasi, mengetahui jenis peluang berusaha baru dari sector informasi yang berfungski untuk memenuhi kebutuhan para tenaga kerja, dan mengetahui partisipasi, kontribusi dan sarana umum yang dibangun badan pengelola TPI.
·         Dampak Peningkatan Pendapatan Penduduk
Dampak terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha secara langsung terjadi kegiatan penerimaan tenaga kerja yang akan dilakukan oleh badan pengelola TPI modern bungku untuk mendukung kegiataan operaasional dan pemeliharaan TPI, saarana dan prasarana yang dibangun maupun penerimaan tenaga kerja dari pihak pedagang atau pemilik toko.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidupadalah mengetahhui tingkat penyerapan tenaga kerja dari penduduk usia kerja disekitar lokasi, mengetahui jenis peluang usaha baru dari sektor- sektor in-formal yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para pekerja, mengetahui partisipasi, kontribusi dan sarana umum yang dibangun oleh pengelola TPI dan mengetahui peningkatan kegiatan perekonomian.
·         Dampak Peningkatan Pendapatan Daerah
Dampak rencana peningkatan pendapatan dareah adalah berupa dampak positif dan diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pembangunan dan perekonomian lokal serta mempengaruhi peningkatan kesejahteraan penduduk setempat.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah mengetahui pelaksaan kegiatan pemasukan dana kepada pemerintah daerah, mengetahui tingkat penyerapan tenaga kerja dari penduduk usia kerja disekitar lokasi, mengetahui jenis peluang usaha baru dari sektor- sektor in-formal yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para pekerja, mengetahui partisipasi, kontribusi dan sarana umum yang dibangun oleh pengelola TPI dan mengetahui peningkatan kegiatan perekonomian.
·         Dampak Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Pada tahap pasca kontruksi perubahan sikap dan persepsi masyarakat merupakan dampak turunan dari kemungkinan terjasinya penyebaran dampak primer seperti penurunan kualitas air laut, penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan, gangguan terhadap biota laut dan gangguan terhadap aktifitas nelayan. Persepsi negatif masyarakat bersifat sementara dan dapat berbalik sepanjang masalahnya dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan rencana pemantauannya adalah mengetahui sikap dan persepsi masyarakat sekitar sehingga dioptimalkan menjadi sikap dan persepsi positif, terciptanya hubungan yang harmonis antara badan pengelola TPI dengan masyarakat setempat dan aparat- aparat desa sekitar lokasi rencana kegiatan, mengetahui partisipasi, kontribusi dan sarana umum yang dibangun oleh pengelola TPI dan mengetahui peningkatan kegiatan perekonomian.

3.   Komponen Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
·         Dampak penurunan estetika
Bila ditinjau dari aspek lingkungan dimana dampak yang ditimbulkan akan membawa perubahan terhadap estetika dan hal ini akan membawa pengaruh besar terhadap aspek sosila, ketenagakerjaan, politis, perdagangan dan lain- lain. Hal ini kaitannya terutama adalah terhadap masalah globalisai perdagangan bebas dan pemasaran hasil produksi sehingga setiap dampak yang timbul harus dapat dikelola dengan baik.
Tujuan rencana pemantauan adalah mengetahui tingkat kebersihan, kerapian dan keindahan lingkungan TPI dan sekitarnya dan mengetahui ketentraman, keamanan dan kenyamanan lingkungan TPI dan sekitarnya.