·
Driving force
Faktor pemicu
terjadinya kerusakan terumbu karang salah satunya adalah dengan ada isu
pemanasan global yang terjadi saat ini. Naiknya suhu global di muka bumi ini disebabkan
oleh berbagai faktor. Faktor utama penyebab pemanasan global ini adalah efek
dari rumah kaca serta kegiatan manusia seperti pabrik-pabrik
industri, kendaraan bermotor, kebakaran hutan, asap rokok. Pada dasarnya semua ini terjadi akibat aktifitas
manusia yang terlalu berlebihan. Dampak pemanasan global ini sangat dirasakan
oleh bidang perikanan karena mengakibatkan peningkatan
suhu air laut sebagai salah satu penyebab
pemutihan terumbu karang, dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai
habitat bagi berbagai jenis ikan.
Driving force
pada dasarnya hal-hal yang berkaitan dengan pola atau sistem interaksi yang ada
pada sumber daya alam dan lingkungan di wilayah pesisir dan laut itu sendiri. Dengan
terjadinya pemanasan global ini menyebabkan meningkatnya suhu dan keasaman air
laut sehingga menyebabakan kondisi habitat terumbu karang tidak sesuai lagi dan
terumbu karang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ini sehingga terumbu
karang menjadi stress dan mengalami pemucatan/pemutihan (bleaching).
·
Pressure
Pressure
yang dirasakan akibat dari pemanasan
global adalah rusaknya terumbu karang di wilayah pesisir. Hal ini terjadi karena terhambatnya fotosintesis karang
akan menurunkan laju kalsifikasi dan petumbuhan karang menjadi lambat serta
meningkatnya emisi CO2 di atmosfer, turut mempengaruhi perubahan
senyawa kimia karbon di permukaan laut sehingga mempengaruhi penurunan pH dan
konsentrasi ion karbonat, yang dapat menurunkan kejenuhan CaCO3.
Bahkan peningkatan CO2 menyebabkan berkurangnya laju kalsifikasi,
sehingga menurunkan kemampuan adapatasi karang terhadap peningkatan paras laut.
Dengan rusaknya terumbu karang menyebabkan hilangnya fungsi terumbu
karang sebagi pencegah terjadinya abrasi oleh energi gelombang. Serta berkurangya
bahkan hilangnya keanekaragaman biota laut. Dengan suhu
air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan yang sensitif
terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah yang lebih
dingin. Hal ini sangat merugikan para nelayan karena
menurunkan hasil tangkapan mereka.
·
State
Kondisi dari wilayah pesisir
yang mengalami kerusakan terumbu karang sangatlah menghawatirkan. Dengan
kerusakan ini, akan mengancam kehidupan manusia dan komunitas biotik lainnya,
dimana secara perlahan kawasan pesisir akan mengalami perubahan fungsional dan
resiko kehilangan biota yang hidup pada lingkungan tersebut akan sangat besar.
Selain itu kawasan pesisir yang berperan penting sebagai pusat berbagai
aktifitas sosial ekonomi manusia, seperti; perindustrian, pertambangan,
pertanian, perikanan, pemukiman penduduk, perhotelan, pariwisata, kawasan
konservasi dan jasa kepelabuhanan akan terganggu akibat ancaman terendam oleh
kenaikan paras laut yang berakibat meningkatnya abrasi pantai, banjir di
wilayah pesisir yang lebih buruk, tergenangnya lahan basah pada wilayah
pesisir, meningkatnya salinitas estuaria, berubahnya kisaran pasang-surut di
sungai dan teluk, dan tenggelamnya terumbu karang. Sehingga pada akhirnya
perekonomian masyrakat wilayah pesisir menurun.
·
Response
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga
kelestarian terumbu karang adalah menekan
tingginya tingkat deforestasi pada sektor
kehutanan, melalui penetapan jeda tebang hutan. Pengurangan emisi GRK secara di atmosfer, melalui pengembangan
teknologi pembangkit listrik berbasis energi terbaharukan dengan memanfaatkan
potensi alam pesisir dan laut, seperti; energi pasang surut, energi gelombang
laut, energi angin laut dan Ocean Thermal Energi Conversion (OTEC) sebagai
pengganti penggunaan energi fosil penghasil emisi GRK. Pencegahan penipisan
lapisan Ozon yang diperkirakan sudah mencapai 30 % lebih, melalui komitmen
bersama untuk mengurangi penggunaaan dan membatasi produksi CFC dengan
pengembangan bahan alternatif pengganti CFC yang ramah lingkungan untuk
pendukung aktivitas manusia. Menerapkan 3R yang atau Reduce, Reuse dan Recycle serta hemat energi.
Pemantauan komunitas fitoplankton di lautan secara simultan dan
berkesinambungan untuk mengetahui pengaruh pemanasan global terhadap
perkembangan komunitas fitoplankton. Pengembangan budidaya berbagai jenis
rumput laut (alga laut), karena selain dikenal sebagai komoditas unggulan yang
bernilai ekonomis penting, ternyata dalam berbagai penelitian juga diketahui
memiliki kontribusi positif dalam menyerap CO2 langsung dari atmosfer maupun
dari kolom perairan sehingga membantu pengontrolan kadar CO2 di bumi. Segala
sesuatu yang dilakukan
untuk mencegah pemanasan global dapat membantu
melindungi terumbu karang. Selain itu, cara
melestarikan terumbu karang adalah dengan
mendirikan dan mendukung komunitas-komunitas
masyarakat yang mencintai lingkungan khususnya terumbu karang dalam upaya
melestarikan dan menjaga kehidupan terumbu karang baik secara langsung maupun
secara tidak langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar