Sabtu, 28 April 2012

ANALISIS DPSR DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP KERUSAKAN TERUMBU KARANG


·         Driving force
Faktor pemicu terjadinya kerusakan terumbu karang salah satunya adalah dengan ada isu pemanasan global yang terjadi saat ini. Naiknya suhu global di muka bumi ini disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor utama penyebab pemanasan global ini adalah efek dari rumah kaca serta kegiatan manusia seperti pabrik-pabrik industri, kendaraan bermotor, kebakaran hutan, asap rokok. Pada dasarnya semua ini terjadi akibat aktifitas manusia yang terlalu berlebihan. Dampak pemanasan global ini sangat dirasakan oleh bidang perikanan karena mengakibatkan peningkatan suhu air laut sebagai salah satu penyebab pemutihan terumbu karang, dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan.
Driving force pada dasarnya hal-hal yang berkaitan dengan pola atau sistem interaksi yang ada pada sumber daya alam dan lingkungan di wilayah pesisir dan laut itu sendiri. Dengan terjadinya pemanasan global ini menyebabkan meningkatnya suhu dan keasaman air laut sehingga menyebabakan kondisi habitat terumbu karang tidak sesuai lagi dan terumbu karang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ini sehingga terumbu karang menjadi stress dan mengalami pemucatan/pemutihan (bleaching).

·         Pressure
Pressure yang dirasakan akibat dari pemanasan global adalah rusaknya terumbu karang di wilayah pesisir. Hal ini terjadi karena terhambatnya fotosintesis karang akan menurunkan laju kalsifikasi dan petumbuhan karang menjadi lambat serta meningkatnya emisi CO2 di atmosfer, turut mempengaruhi perubahan senyawa kimia karbon di permukaan laut sehingga mempengaruhi penurunan pH dan konsentrasi ion karbonat, yang dapat menurunkan kejenuhan CaCO3. Bahkan peningkatan CO2 menyebabkan berkurangnya laju kalsifikasi, sehingga menurunkan kemampuan adapatasi karang terhadap peningkatan paras laut.
Dengan rusaknya terumbu karang menyebabkan hilangnya fungsi terumbu karang sebagi pencegah terjadinya abrasi oleh energi gelombang. Serta berkurangya bahkan hilangnya keanekaragaman biota laut. Dengan suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah yang lebih dingin.  Hal ini sangat merugikan para nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka.

·         State
Kondisi dari wilayah pesisir yang mengalami kerusakan terumbu karang sangatlah menghawatirkan. Dengan kerusakan ini, akan mengancam kehidupan manusia dan komunitas biotik lainnya, dimana secara perlahan kawasan pesisir akan mengalami perubahan fungsional dan resiko kehilangan biota yang hidup pada lingkungan tersebut akan sangat besar. Selain itu kawasan pesisir yang berperan penting sebagai pusat berbagai aktifitas sosial ekonomi manusia, seperti; perindustrian, pertambangan, pertanian, perikanan, pemukiman penduduk, perhotelan, pariwisata, kawasan konservasi dan jasa kepelabuhanan akan terganggu akibat ancaman terendam oleh kenaikan paras laut yang berakibat meningkatnya abrasi pantai, banjir di wilayah pesisir yang lebih buruk, tergenangnya lahan basah pada wilayah pesisir, meningkatnya salinitas estuaria, berubahnya kisaran pasang-surut di sungai dan teluk, dan tenggelamnya terumbu karang. Sehingga pada akhirnya perekonomian masyrakat wilayah pesisir menurun.

·         Response
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian terumbu karang adalah menekan tingginya tingkat deforestasi pada sektor kehutanan, melalui penetapan jeda tebang hutan. Pengurangan emisi GRK secara di atmosfer, melalui pengembangan teknologi pembangkit listrik berbasis energi terbaharukan dengan memanfaatkan potensi alam pesisir dan laut, seperti; energi pasang surut, energi gelombang laut, energi angin laut dan Ocean Thermal Energi Conversion (OTEC) sebagai pengganti penggunaan energi fosil penghasil emisi GRK. Pencegahan penipisan lapisan Ozon yang diperkirakan sudah mencapai 30 % lebih, melalui komitmen bersama untuk mengurangi penggunaaan dan membatasi produksi CFC dengan pengembangan bahan alternatif pengganti CFC yang ramah lingkungan untuk pendukung aktivitas manusia. Menerapkan 3R yang atau Reduce, Reuse dan Recycle serta hemat energi. Pemantauan komunitas fitoplankton di lautan secara simultan dan berkesinambungan untuk mengetahui pengaruh pemanasan global terhadap perkembangan komunitas fitoplankton. Pengembangan budidaya berbagai jenis rumput laut (alga laut), karena selain dikenal sebagai komoditas unggulan yang bernilai ekonomis penting, ternyata dalam berbagai penelitian juga diketahui memiliki kontribusi positif dalam menyerap CO2 langsung dari atmosfer maupun dari kolom perairan sehingga membantu pengontrolan kadar CO2 di bumi. Segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah pemanasan global dapat membantu melindungi terumbu karang. Selain itu, cara melestarikan terumbu karang adalah dengan mendirikan dan mendukung komunitas-komunitas masyarakat yang mencintai lingkungan khususnya terumbu karang dalam upaya melestarikan dan menjaga kehidupan terumbu karang baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar