Kerangka Acuan
Kegunaan dan Keperluan Rencana Usaha
a. Bagi
pemrakarsa
Kegunaan
dan keperluan rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan TPI modern Bungku
bagi pemrakarsa antara lain adalah:
- Member kesempatan bagi pengusaha local untuk menunjukan kemampuan dalam membangun fasilitas TPI
- Meningkatkan peluang nelayan dan pedagang untuk meningkatkan volume usaha dan profit
- Terciptanya iklim usaha yang kondusif
- Diharapkan TPI menjadi agen of development bagi usaha perikanan
b. Bagi
pemerintah
Kehadiran
TPI modern Bungku yang lebih modern dan refresentatif diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah berupa:
- Menjadi kebanggaan bagi pemerintah karena dapat memenuhi dan melayani kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas TPI yang layak
- Menunjukan kemampuan pemerintah dalam menyediakan fasilitas TPI yang dibutuhkan masyarakat
- Meningkatkan pendapatan asli daerah kabupaten
- Meningkatkan lapangan kerja
- Mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi
c. Bagi
masyarakat
Rencana
usaha dan atau kegiatan pembangunanTPI modern Bungku diharap dapat member
masyarakat berupa:
- Sentral kegiatan perikanan yang dapat meningkatkan nilai jual yang akan diperoleh nelayan yang dapat merubah taraf hidup kearah sejahtera
- Terbukanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha
Lokasi Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan
Lokasi rencana usaha dan atau
kegiatan pembangiunan TPI terletak di kelurahan Malano kecamatan Bungku Tengah kabupaten
Morowali provinsi Sulawesi Tengah .
Rencana usaha dan atau kegiatan ini
adalah menempati areal sisi barat laut dermaga Bungku seluas 6.997 m2 .
Secara administratif lokasi renvana
kegiatan ini masuk dalam wilayah kelurahan Malano , kecamatan Bungku Tengah
terletak di ketinggian 0-8 m dari permukaan laut.
Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan
menempati areal yanmg datar dengan kemiringan 00 dengan batas lokasi
sebagai berikut:
Sebelah
Utara : berbatasan dengan
pemukiman penduduk desa Mantasale
Sebelah
Timur : berbatasan dengan
perairan Teluk Tolo
Sebelah
Selatan : berbatasan dengan
dermaga Bungku
Sebelah
Barat : berbatasan dengan
pasar tradisional Bungku
Skala Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan
TPI modern Bungku adalah berupa pembangunan, pengoperasian banguanan
pelelangan, penyortiran, pengolahan dan pembekuan berikut sarana dan
prasarannya yang terdiri dari :
a. Bangunan
pelelangan ikan 16 unit
b. Bangunan
penyortiran , pengolahan dan pembekuan 1 unit
c. Pabrik
es 1 unit
d. Los
basah 24 unit
e. Took
3 unit
f. Kios
8 unit
g. Bangunan
kantor 1 unit
h. Depot
BBM 1 unit
i.
Menara 1 unit
j.
Rumah genset dan pos
jaga 1 unit
Dengan jumlah keseluruhan adalah
sebanyak 51 unit yang menempati areal bangunan seluas 1.931 m2.
Sarana dan prasarana lain yang akan dibangun adalah:
a. Jaringan
jalan parkir, kansting
dan trotoar
b. Instalasi
lauar, daya, penerangan listrik dan genset
c. Instalasi
hydrant, sprinkler dan fire alarm
d. Instalasi
pengolahan limbah, saluran keliling dan bak kontrol
e. Tempat
penampungan sementara
f. System
penagkal petir
Garis Besar Komponen Usaha Dan Atau Kegiatan
A.
Tahap
Pra Konstruksi
1. Survey
Dan Sosialisasi
Kegiatan
survey dan sosialisasi dilakukan pada tahap awal dari pelaksanaan rencana usaha
dan atau kegiatan . Kegiatan survey adalah kegiatan pengukuran dan penetapan
batas lokasi rencana dan atau kegiatan
serta untuk mengetahui kondisi
lahan atau dermaga lama yang akan
dijadikan lokasi pelaksanaan rencana usaha
dan atau kegiatan , mengetahui lahan penduduk, badan atau instansi lain yang
akan terkena pembebasan lahan .Survei dan pengukuran ini dilakukan oleh tim
survey dengan dibantu oleh konsultan perencanaan pembangunan usaha dan atau
kegiatan.
Kegiatan
sosialisasi dilakukan untuk
memberitahukan kepada nelayan, pedagang dan penduduk sekitar rencana usaha dan
atau kegiatan serta untuk menampung dan meminta saran, pendapat, tanggapan,
masukan ,keluhan atau keberatan dari para nelayan, pedagang ataupenduduk
sekitar terhadap rencana usaha dan atau kegiatan . Pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini dilakukan oleh tim sosialisasi rencana
kegiatan pembanguanan TPI modern Bungku
yang terdiri dari pemerintah kabupaten Morowali melalui dinas Kelautan
dan Perikanan dan kantor Lingkungan
Hidup kabupaten Morowali serta pemerintah kecamatan dan desa yang terkait
dengan pelaksanaan kegiatan.
2. Pembebasan
Lahan
Luas
tanah yang akan ditempati oleh rencana usaha dan atau kegiatan pembanguan TPI
modern Bungku adalah meliputi areal seluas 6.997 m2. Merupakan areal
milik pemerintah kabupaten Morowali yang sudah dibebaskan dan diperuntukan
untuk pembangunan TPI dengan kondisi terahir berupa areal rawa dan semak
belukar sehingga tidak lagi memerlukan lagi pembebasan lahan.
B.
Tahap
Konstruksi
- Mobilisasi Bahan Material Dan Peralatan Berat
Peralatan
yang akan dimobilisasi ke lokasi kegiatan adalah berupa peralatan untuk
pembanguana TPI. Kantor berikut sarana dan prasarana pendukunglainnya
.Mobilisasi perlatan pada tahap
konstruksi ini dilakukan oleh kontraktor
pelaksana , kegiatan ini merupakan pengadaan awal peralatan ke lapangan
.Pengangkuta semua peralatan berat menggunakan truck traller agar tidak merusak
sarana jalan yang dilewati.
Penyimpanan
bahan bangunan yang mudah rusak karena pengaruh iklim akan dilakukan pada ruang
tertutup sedangkan untuk bahan bangunan lainnya akan ditempatkan pada tempat
yang telah tersedia.Material yang dibutuhkan didatangkan oleh perusahaan
kontaktor pelaksana.
2. Penerimaan
Dan Mobilisasi Tenaga Kerja
Pemerintah
kabupaten Morowali sebagai pemrakarsa kegiatan akan menerapkan system
pengelolaan dengan sasaran efisiensi tinggi.Untuk tenaga pelaksana pihak
kontraktor akan memberikan priritas pertama bagi tenaga kerja lokal yang berasal
dari penduduk sekitar sesuai dengan
keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan
. Mengingat ketersediaan dan
keterbatasan tenaga keja local maka
tidak menutup kemungkinan apabila pihak kontraktor juga akan menggunakan tenaga kerja pendatang dari luar daerah.
3. Pembangunan
Dan Pengoperasian Base Camp, Bengkel Dan
Gudang
Kegiatan
pembangunan dan pengoprasian base camp, bengkel dan gudang berupa
pembanguanan barak kerja untuk
pekerja di lokasi yang akan dilengkapi dengan pembangunan bengkel untuk perawatan
kendaraan dan peralatan, pembangunan
gudang untuk menyimpan bahan dan
material yang didatangkan terutama bahan
bangunan yang mudah rusak karena pengaruh iklim.
4. Pembukaan
Dan Pematangan Lahan
Kegiatan
pembukaan dan pematangan lahan terdiri
dari kegiatan pembukaan dan penyiapan tanah dasar berupa pengangkutan,
pemindahan dan pematangan lahan berupa penggalian , penimbunan dan peamadatan
tanah .
Analisis Dampak Lingkungan
Dampak yang akan terjadi bila dilakukan
pembangunan tempat pelelangan ikan modern bungku kabupaten morowali provinsi
sulawesi tengah dalam 3 tahapan adalah:
A.
Tahap
Pra Konstruksi
- Komponen Lingkungan Geo Fisik Kimia. Kegiatan pada tahaap pra konstruksi tidak menimbulkan dampak besar dan penting pada komponen lingkungan geo fisik kimia.
- Komponen Lingkungan Biologi. Kegiatan pada tahaap pra konstruksi tidak menimbulkan dampak besar dan penting pada komponen lingkungan biologi.
- Komponen Social Ekonomi Budaya
·
Keresahan Pedagang
Dampak keresahan pedagang adalah berupa terjadinya
keresahan para pedagang pengumpul ikan yang saat ini melakukan kegiatan di lokasi
pelabuhan Bungku dan beberapa
dermaga lain di sekitar wilayah
kecamatan Bungku Tengah. Keresahan pedangang pengumpul ini dapat timbul dari
kekhawatiran para pedagang terhadap
kemungikan terjadinya konflik kepentingan dalam penguasaan tempat berdagang,
kekhawatiran timbulnya ketidakpuasana dari pedagang maupun pembeli terhadap
kondisi di TPI, kekhawatiran terhadap suasana di TPI terutama kemungkinan menurunnya nilai omset dan pendapatan yang akan mereka peroleh
sehubungan akan bertambahnya peadagang yang akan melakukan usaha perdagangan di
TPI. Kekhawatiran ini dapat memicu kecemburuan social, persaingan usaha dan terganggunyya aktivitas jual beli. Dampak
keresahan pedagang dapat muncul dari kurangnya pemahaman dan salah pengertian dari pedagang
atau kelompok pedagang yang ada
pada saat sosialisasi oleh pemerintah.
·
Perubahan Sikap Dan
Persepsi Masyarakat
Sebagian besar masyarakat di wilayah studi belum mengetahui keberadaan
rencana usaha dan atau kegaiatan pembanguana TPI yang akan dilaksanakan di wilayaah mereka. Walaupun
demikian sebagian responden setuju
dengan pembangunan TPI di wilayah mereka. Masyarakat merasa gembira dan berharap dapat bekerja dalam pelaksanaan
pembangunan rencana usaha dan atau kegiatan, masyarakat juga dapat menerima
penduduk pendatang yang akan bekerja dalam pelaksanaan pembangunan TPI di
wilayah mereka, dimana dengan adanya pekerja dari luar daerah akan menambah wawasan
baru tentang upaya sosialisasi dalam hidup bermasyarakat. Hal ini semua
memberikan gambaran timbulnya sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap
kehadiran TPI di daerah mereka.
Namun demikian sikap dan persepsi
positif dari masyarakat sekita, paranelayan dan pedagang dapat berubah jadi
negatif terhadap rencana keberadaan TPI
karena munculnya keresahan di kalangan masyarakat terutama nelayan dan
pedagang pengumpul akibat kurangnya sosialisasi, penerangan atau pemberitahuan
tentang akan diadakannya rencana pembangunan TPI yang akan dilakukan pemerintah
kabupaten Morowali sebagai pemrakarsa
kepada nelayan, peadagang pengumpul dan penduduk sekitar.
Munculnya kekhawatiran dan keresahan
para nelayan dan pedagang pengumpul ini dapat menyebar ke masyarakat sekitar
sehingga menimbulkan sikap dan persepsi negatif terhadapa pembangunan TPI.
Untuk itu sangat diperlukan suatu upaya pendekatan terhadap rencana pembangunan
TPI yang baik dari pemerintah kabupaten
Morowali untuk melakukan kegiatan sosialisasi
dan penerangan kepada para nelayan, pedagang dan masyarakat sekitar sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan diterima
dengan jelas dan mencapai sasaran yang diinginkan.
4. Komonen
Lingkungan Kesehatan Lingkungan Dan Masyarakat
Kegiatan pada tahaap pra konstruksi
tidak menimbulkan dampak besar dan penting pada komponen lingkungan kesehatan
lingkungan dan masyarakat.
B.
Tahap
Konstruksi
1.
Komponen Lingkungan Geo
Fisik Kimia
·
Penurunan Kualitas Air Teluk
Tolo
Damapak penurunan kualitas air laut
Teluk Tolo pada tahap konstruksi dapat berupa dampak lansung atau dampak
turunan. Dampak langsung terjadi dari kemungkinan bauangan limabah cair dari
aktivitas kegiatan yang dilakukan di lokasi pelaksanaan pembanguanan TPI ke badan
air laut Teluk Tolo. Sedangkan damapak turunan yang terjadi dari peningkatan
laju erosi tanah dan sedimentasi ke
perairan laut Tluk Tolo disekitar lokasi rencana pembanguan TPI berikut sarana dan prasarana pendukung.
Rangakaian kegiatan pada tahap
konstruksi ini terutama pada saat
dilakukan pekerjaan tanah berupa galian dan penimbunan menyebabkan peningkatan
air larian yang menghanyutkan partikel lapisan atas di sekitar lokasi
pembangunan. Air larian akan membawa
lapisan permukaan tanah sehinggamenyebabkan pelumpuran di badan perairan, peningkatan padatan
tersuspensi dan kekeruhan air permukaan di lokasi pembangunan dan menyebar ke
daerah sekitarnya.
Perubahan substrat dan kejernihan ini mempengaruhi makhluk hidup baik vegetasi, satwa yang ada
di dasar maupun perairan. Dengan
terjadinya perubahan substrat dasar zat hara yang terdapat dalam sedimen menjadi larut di dalam
perairan menyebabkan kandungan nitrat-N dan
ortophospat-P meningkat, hal ini dapat mengurangi kesuburan. Pengendapan lumpur
yang menyebabkan pedangkalan di dasar perairan, menyebabakan terganggunya
ekosistem perairan terutama sekali ekosistem dan habitat biota perairan berupa
plankton, benthos, nekton padang lamun, terumbu karang, hutan bakau dan
ekosistem biota laut lainnya.
Prakiraan besarnya dampak peningkatan
laju aliran permukaan akibat terbukanya penutupan lahan yang telah dihitung mrnggunakan rumus Chow
adalah besarnya laju aliran permukaan
pada lokasi rencana pembangunan TPI yaitu 2.60 m3/ hari-hujan. Air
larian ini akan membawa partikel-partikel tanah yang terbuka sehingga
menyebabkan terjadinya pelumpuran di perairan . Pendugaan besarnya erosi tanah
dilakukan dengan menggunakan perhitungan kehilangan tanah dengan metode USLE
dan didapat nilai prakiraan erosi actual pada tahap konstruksi sebesar 9.29
ton/ha/th. Selanjutnya dapat dihitung besarnya pelumpuran. Hasil perhitungan
konsentrasi lumpur adalah 58.7 x 10-4 mg/l. Yang menunjukan
terjadinya peningkatan nilai parameter padatan tersuspensi bila
dibandingkan dengan kondisi rona lingkungan
awal sebelum dilakukannya pembukaan lahan.
Dampak penurunan kualitas air laut dapat
menyebar lokasi ke sekitarnya yakni hutan mangrove danlokasi perairan yang
menjadi habitat dari lamun dan terumbu karang, menimbulkan dampak terhadap
ekosistem biota perairan dan aktivitas penagkapan ikan yang dilakukan nelayan di
sekitar pembangunan TPI.
Berdasarkan uraian di atas dapat
dikatakan bahwa dampak ini besifat langsung dan berbalik kembali atau sebaliknya
dampak terhadap penurunan kualitas air laut ini
akan bersifat jangka pendek yaitu slama pembukaan lahan dan dapat
berbalik kembali setelah pembangunan selesai.
Intensitas dampak dapat dikurangi dengan
melakukan upaya pengelolaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyebab damapak. Missal,
pembukaan lahan yang dilakukan secara bertahap dan hanya dilaksanakan pada
musim kemarau dan regevetasi lahan untuk mencegah terdapatnya areal terbuka di
lokasi rencana pembangunan.
·
Penurunan Kualitas
Udara Amblen Dan Peningkatan Kebauan
Tedapat beberapa tipe polutan yang dikeluarkan ke udara dari adanya
rencana pembangunan, polusi udara yang berbentuk emisi gas buang seperti karbon
monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2)
dan amoniak (NH3) merupakan komponen yang sering dikeluarkan dari
pembakaran bahan bakar minyak mesin kendaraan
dan mesin alat-alat berat di lokasi rencana pembangunan. Polusi berupa
peningkatan partikel debu di udara dapat bersal dari aktivitas transportasi lalu
lintas kendaraan di lokasi pembangunan.
·
Peningkatan Kebisingan
·
Gangguan Lalu Lintas
2.
Komponen Lingkungan
Biologi
·
Gangguan Terhadap Biota
Perairan
·
Komponen Social Ekonomi
Budaya
·
Kesempatan Kerja Dan
Peluang Berusaha
·
Peningkatan Pendapatan
Penduduk
·
Perubahan Sikap Dan
Persepsi Masyarakat
3.
Komonen Lingkungan Dan
Kesehatan Masyarakat
·
Gangguan Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja
C.
Tahap
Pasca Kontruksi
1. Komponen
Lingkungan Geo Fisik Kimia
·
Dampak Penurunan Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak pada tahap pasca
konstruksi disbabkan oleh pelaksanaan oprasional dan
pemeliharaan TPI, oprasional mesin-mesin genset, sarana dan prasarana lainnya
yang terdapat di lokasi rencana usaha yang memungkinkan terdapatnya rembesan limbah yang akan
memasuki badan air. Hal tersebut dapat
menimbulkan peningkatan minyak dan lemak, kepadatan tersuspensi dan kekeruhan
air yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air laut sekitar lokasi usaha
dan menyebar ke lingkungan sekitarnya.
·
Dampak Penurunan
Kualitas Udara, Peningkatan Kebauan Dan Kebisingan
Dampak data pasca konstruksi
disebabkan oleh kegiatan trasportasi lalulintas kendaraan di lokasi rencana usaha yang
menimbulkan peningkatan kadar debu dan gas buang yang terdispersi ke udara
disepanjang jalan.
·
Gangguan
Lalu Lintas
Pada tahap pasca konstruksi setelah TPI
selesai dibangun dan ditempati oleh para nelayan dan pedagang yang diperkirakan
terjadinya peningkatan volume lalulintas pada ruas jalan Bungi – Lokasi TPI
yang akan menuju atau meninggalakan lokasi TPI.
- Komponen
Lingkungan Biologi
·
Gangguan
terhadap biota perairan
Dampak pada tahap pasca
konstruksi berupa masuknya pencemar dari kemungkinan terjadinya rembesan
yang menimbulkan peningkatan minyak dan lemak, kepadatan
tersuspensi dan kekeruhan air yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air
laut sekitar lokasi usaha dan menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Rangkaian ini menyebabkan peningkatan kekeruhan, muatan padatan tersuspensi,
residu terlarut dan peningkatan pH yang menyebabkan terganggunya habitat biota
perairan seperti penurunan kelimpahan, penurunan indeks keanekaragaman
plankton, bentos, dan nekton di perairan sekitar lokasi usaha serta munculnya
sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan TPI.
- Komponen
Social Ekonomi Budaya
·
Dampak Terbukanya
Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Dampak terbukanya kesempatan kerja dan
peluang usaha menimbulkan secara langsung terjadi penerimaan tenagakerja yang
akan dilakukan oleh Badan Pengelola TPI untuk mendukung kegiatan oprasional dan
pemeliharaan TPI berikut sarana dan prasarana yang di bangun maupaun penerimaan
tenagakerja dari pedagang dan pemilik toko. Oprasional TPI juga megundang para
pendatang untuk pedagang, pembeli, maupun tenagakerja.
·
Peningkatan
Aktifitas Penangkapan Ikan
Pembangunan dan oprasional TPI
Modern Bungku yang disertai fasilitas pelelangan dan pengolahan ikan, secara
tidak langsung berfungsi sebagai pasar bagi hasil tangkapan sumberdaya ikan
yang diperoleh bukan hanya oleh nelayan BUngku tetapi juga oleh para nelayan di
sekitar daerah Morowali hingga Kendari di Selatan hingga Bunggai Kepulauan di Utara.
Tersedianya pasar ini akan menjamin stabilitas harga hasil tangkapan perikanan.
Kestabilan harga ini mengakibatkan pandangan pada penangkapan ikan sebagai
usaha yang menguntungkan sehingga dapat meningkatkan aktifitas penangkapan
ikan.
·
Dampak Peningkatan
Pendapatan Penduduk
Dampak peningkatan pendapatan penduduk
di sekitar TPI Modern Bungku pada tahap pasca konstruksi secara langsung
bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja penduduk lokal dan dari
terbukanya peluang usaha bagi penduduk sekitar pada sector in-formal. Kehadiran
TPI Modern Bungku dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Morowali seiring dengan peningkatan aktivitas di pasar ini, mendorong aktivitas
di sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti sektor transportasi, pariwisata,
hotel, restoran dan lainnya yang secara langsung dapat menarik investor.
·
Dampak Peningkatan
Pendapatan Daerah
Dampak peningkatan pendapatan darah
merupakan dampak positif diharapkan dapat meningkatkan pembangunan dan
perekonomian lokal serta mempengaruhi peningkatan kesejahteraan penduduk
Kabuoaten Morowali. Peningkatan pendapatan daerah terjadi dari kegiatan
oprasional pasar, pihak pelaku pasar baik pedagang maupun pembeli berkewajiban
membayar iuran, retribusi dan pungutan-pungutan lain berupa pajak atau
retribusi lainnya sesuai tariff dan ketentuan yang berlaku.
·
Dampak Perubahan
Sikap dan Persepsi Masyarakat
Dampak pasca konstruksi dapat terjadi
kegiatan penerimaan tenagakerja lokal untuk bekerja pada Badan Pengelola TPI
Modern Bungku dan pada pedagang atau nelayan di kawasan Pembangunan TPI Modern
Bungku. Dampak perubahan sikap da persepsi negatif pasca konstruksi dapat
terjadi akibat adanya kemungkinan terjadinya dampak turunan dari dampak primer
seperti dampak lalulintas yang terjadi di sekitar lokasi. Persepsi negative
masyarakat bersifat sementara dan dapat berbalik sepanjang masalahnya dapat
diselesaikan dengan baik.
4.
Komonen Lingkungan
Kesehatan Lingkungan Dan Masyarakat
·
Dampak Penurunan
Estetika
Dampak penurunan estetika adalah
terjadinya penyebaran dan penumpukan sampah secara serampangan sehingga
mengganggu kenyamanan dan kerapihan lingkungan pasar. Dampak ini terutama dapat
di sebabkan oleh penerapan sistem penanganan sampah yang kurang baiksehingga
terjadunya penumpukan sampah pada lokasi sekitar bangunan, kios, lods atau
berserakan pada ruang pekantoran dan ruang terbuka di dalam lingkungan pasar
sehingga dapat mengganggu kenyamanan para pedagang maupun pengunjung pasar.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL)
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sesuai
dengan dampak lingkungan yang akan terjadi dari rencana usaha kegiatan
Pembangunan TPI Modern Bungku di Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali
Provinsi Sulawesi Tengah yaitu komponen lingkungan yang sensitif menjadi
prioritas untuk dilakukan pengelolaan. Terhadap lingkungan geo-fisik kimia
terjadinya penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo, penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebauan, peningkatan kebisingan dan gangguan lalulintas. Terhadap
lingkungan biologi berupa gangguan biota perairan. Terhadap lingkungan sosial
ekonomi dan budaya terjadinya keresahan penduduk akibat ketidaksesuaian ganti
rugi dalam pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan, keresahan pedagang,
terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha, terjadinya peningkatan
pendapatan penduduk, peningkatan pendapatan daerah, perubahan sikap dan
persepsi masyarakat. Terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat terjadinya
gangguan kesehatan, keselamatan kerja dan penurunan estetika.
Pengelolaan Terhadap Dampak-Dampak yang Mungkin Terjadi
A.
Tahap Prakonstruksi
1.
Komponen Lingkungan
Geo-Fisik Kimia
Kegiatan pada tahap
prakonstruksi tidak menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan
geo-fisik kimia.
2.
Komponen Lingkungan
Biologi
Kegiatan pada tahap prakonstruksi
tidak menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan biologi.
3.
Komponen Lingkungan
Sosila Ekonomi Dan Budaya
·
Dampak Keresahan
Pedagang
Dampak keresahan pedagang
berupa terjadinya keresahan para pedagang pengumpul ikan (eksisting) yang saat
ini melakukan kegiatan dilokasi di sekitar wilayah Kecamatan Bungku Tengah.
Keresahan ini timbul dari kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya konflik
dalam penguasaan tempat berdagang, kekhawatiran timbulnya ketidakpuasan
pedagang maupun pembeli terhadap kondisi di lokasi, kekhawatiran mengenai
suasana dan kemungkinan penurunan nilai omset dan pendapatan masyarakat.
Kekhawatiran ini dapat memicu kecemburuan sosial, persaingan usaha dan
terganggunya aktivitas jual beli.
Tujuan rencana pengelolaan dampak
keresahan pedagang adalah para pedagang dapat memahami dengan baik dan dapat
menerima kehadiran rencan usaha Pembangunan TPI Modern Bungku. Upaya
pengelolaan berupa pendekatan sosial ekonomi melalui pendekatan kepada pedagang
pengumpul (eksiting). Pengelolaan dampak keresahan pedagang pada tahap
prakonstruksi dilaksanakan sebelum dilakukan kegiatan pembukaan lahan samapai
berakhirnya kegiatan.
·
Dampak Perubahan
Sikap dan Presepsi Masyarakat
Penerimaan masyarakat terhadap
rencana usaha ini memberi sikap dan persepsi positif dalam menyabut tenaga
kerja dari luar daerah. Namun sikap dan persepsi positif dari masyarakat dapat
berubah menjadi negatif karena munculnya keresahan pedagang pengumpul akibat
kurangnya pemahaman dan salah pengertian pada saat sosialisasi, penerangan dan
pemberitahuan mengenai rencana kegiatan usaha ini.
Tujuan rencana pengelolaan
lingkungan hidup terhadap dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat yaitu
mengoptimalkan sikap dan persepsi masyarakat sekitar terhadapa rencana usaha,
terciptanaya hubungan harmonis antara pemerintah dengan masyarakat dan aparat
desa sekitar lokasi rencana usaha. Upaya pengelolaan dampak perubahan sikap dan
persepsi masyarakat pada tahap prakonstruksi berdasarkan pendekatan sosial
ekonomi dilakukan dengan pendekatan kepada masyarakat sekitar. Periode
pengelolaan dilaksanakan sebelum dilakukanya pembukaan lahan sampai berakhirnya
kegiatan konstruksi.
B.
Tahap Konstruksi
1.
Komponen Lingkungan
Geo-Fisik Kimia
·
Dampak Penurunan
Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak penurunan kualitas air
Laut Teluk Tolo pada tahap konstruksi dapat berupa dampak langsung dan dampak
tidak langsung. Dampak langsung terjadi dari kemungkinan buangan limbah cair
dari aktivitas yang dilakukan dilokasi pelaksanaan ke perairan Teluk Tolo.
Dampak tidak langusng terjadi dari peningkatan laju erosi tanah dan sedimentasi
ke perairan Laut Teluk Tolo.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo di sekitar lokasi dan mengurangi
dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain yaitu gangguan terhadap biota
perairan, ekosistem hutan mangrove, padang lamun dan habitat terumbu karang,
gangguan terhadap kehidupan nelayan Kecamatan Bungku Tengah, sikap dan persepsi
masyarakta sekitar. Pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya
pelaksanaan rencana usaha secara terus-menerus sampai berakhirnya kegiatan
oprasional rencana usaha tersebut.
·
Dampak Penurunan
Kualitas Udara, Peningkatan Kebauan dan Kebisingan
Dengan beroprasinya alat-alat
berat dan kendaraan pengangkut pada saat pelaksanaan menyebabkan terjadinya
penurunan kualitas udara berupa peningkatan kandungan debu dan emisi gas buang
ke udara serta peningkatan kebisingan di lokasi rencana usaha dan menyebar ke
lingkungan sekitarnya.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan adalah
mengendalikan dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan
kebisingan di lokasi rencana usaha dan mengurangi terjadinya penyebaran dan
dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain berupa gangguan kesehatan
lingkungan dan masyrakata, perubahan sikap dan persepsi masyrakat di sekitar
lokasi usaha. Upaya pengelolaan ini dilakukan dengan pendekatan teknologi dan
pendekatan sosial ekonomi. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan
dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
·
Dampak Gangguan
Lalulintas
Pada saat dilakukanya kegiatan
mobilisasi peralatan maupun material bangunan pada tahap konstruksi melewati
Jalan Poros Palu-Bungku dan Jalan Bungi-lokasi TPI dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan volume lalulintas pada jalan tersebut. Terutama berupa peningkatan
jumlah kendaraan berat.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak gangguan lalulintas adalah mengendalikan dampak gangguan dan mengurangi
dampak peningkatan lalulintas pada ruas Jalan Poros Palu-Bungku dan Jalan
Bungi-lokasi TPI. Pengelolaan dilakukan dilakukan dengan pengaturan lalulintas
dan mobilisasi bahan serta material. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan
dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
2.
Komponen Lingkungan
Biologi
·
Dampak Gangguan
Habitat Biota Perairan
Dampak yang terjadi diawali
dengan peningkatan laju erosi dan sedimentasi yang meningkatan kepadatan
tersuspensi menyebabkan peningkatan kekeruhan dan kecerhaan air menurun
sehingga intensitas cahaya matahari berlurang dan proses fotosintesis
terhalang, produktifitas primer perairan menurun, daya absorsi fitoplankton
terhadap unsur hara berkurang, populasi kepadatan fitoplankton menurun yang timbul
dari kegiatan konstruksi pembangunan pasar.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak gangguan habitat biota perairan adalah mengurangi terjadinya dampak dan
mengurangi dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain yaitu gangguan
terhadap kehidupan nelayan dan perubahan sikap dan presepsi masyarakat sekitar
terhadap rencana usaha. Pengelolaan ini dilakukan dengan pengaturan pelaksanaan
kegiatan pembukaan lahan, revegetasi lahan disekitar lokasi rencana usaha serta
disisi kanan dan kiri badan jalan. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan
dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
3.
Komponen Lingkungan
Sosial Ekonomi Dan Budaya
·
Dampak
Terbentukanya Kesepatan Kerja Dan Peluang Usaha
Dampak ini berasal dari
kegiatan penerimaan tenaga kerja dari penduduk lokal yang dilakukan oleh
kontraktor pelaksana kegiatan usaha. Pada tahap konstruksi keberadaan rencana
usaha mengundang para pendatang untuk tinggal di sekitar lokasi sehingga memberikan
wawasan dan pengetahuan atau pengalaman baru bagi penduduk sekitar. Dari sini
tumbuhlah sektor ekonomi baru yang lajim di sebut sektor informal berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak terbentukanya kesepatan kerja dan peluang usaha adalah terserapnya
penduduk usia kerja dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang
berusaha baru dari sektor informal, meningkatkan pendapatan dan perekonomian
masyarakat di sekitar lokasi dan meningkatkan regional perkapita Kabupaten
Morowali. Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan memprioritaskan
penerimaan tenaga kerja lokal dan melakukan
pendekatan pada masyarakat sekitar. Rencana pengelolaan ini dilakukan
sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
·
Dampak Peningkatan
Pendapatan Penduduk
Dampak pada tahap kosntruksi
berusmber dari penerimaan tenaga kerja penduduk lokal dan terbukanya peluang
usaha bagi penduduk sekitar dapat menyebabkan banyaknya penduduk yang terkena
dampak langsung.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak peningkatan pendapatan penduduk adalah terserapnya penduduk usia kerja
dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang berusaha baru dari sektor
informal, meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi
dan meningkatkan pendapatan regional perkapita Kabupaten Morowali. Upaya pengelolaan
tersebut dilakukan dengan memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan
melakukan pendekatan pada masyarakat
sekitar. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya
pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
·
Dampak Perubahan
Sikap dan Persepsi Masyarakat
Dampak ini berasal dari
kegiatan penerimaan tenaga kerja dari penduduk lokal yang dilakukan oleh
kontraktor pelaksana kegiatan usaha. Pada tahap konstruksi keberadaan rencana
usaha mengundang para pendatang untuk tinggal di sekitar lokasi sehingga
menimbulkan sikap dan persepsi negatif dari masyarakat sekitar karena kebutuhan
tenaga kerja sangat kecil dibandingkan jumlah pencari kerja di sekitar lokasi
rencana usaha.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat adalah mengoptimalkan sikap dan
persepsi positif masyarakat sekitar terhadap keberadaan usaha, terciptanya
hubungan yang harmonis antara Badan Pengelola TPI Modern Bungku dengan
masyarakat dan Aparat Pemerintah Desa sekitar lokasi. Upaya pengelolaan
tersebut dilakukan dengan memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan
melakukan pendekatan pada masyarakat
sekitar. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya
pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha.
·
Dampak Gangguan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dampak pada tahap konstruksi
bersumber dari pelaksanaan kegiatan kosntruksi fisik bangunan yang dapat
menimbulkan dampak secara langsung kesehatan dan keselamatan kerja para tenaga
kerja atau masyarakat. Kecelakaan dapat terjadi akibat tertimpa material
bangunan, terluka akibat paku bekas,
seng bekas, pecahan kaca, dll.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak gangguan kesehatan dan keselamatan kerja adalah melindungi dan menjaga
kesehatan keselamatan kerja tenaga kerja yang terlibat langsung maupun
masyrakat sekitar lokasi pelaksanaan kegiatan. Upaya pengelolaan dilakukan
dengan penginisiatifan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (KKK), penyediaaan alat keselamatan dan kesehatan kerja,
obat-obatan, peralatan pertolongan pertama (PPPK), dan pengamanan lokasi
kegiatan dari pihak lain yang tidak berkepntingan. Rencana pengelolaan ini
dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana
usaha.
C.
Tahap Pasca Konstruksi
1.
Komponen Lingkungan
Geo-fisik Kimia
·
Dampak Penurunan
Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak pada tahap pasca
konstruksi berupa masuknya pencemar dari kemungkinan terjadinya rembesan
oprasional TPI Modern Bungku ke badan air Laut Teluk Tolo, menimbulkan
peningkatan minyak dan lemak, kepadatan tersuspensi dan kekeruhan air yang
akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air laut sekitar lokasi usaha dan
menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo adalah menanggulangi dampak,
menaggulangi penyebaran dampak, dan
mengurangi dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo. Upaya
pengelolaan tersebut dilakukan dengan pengaturan tata letak dan desain dari
bangunan rumah genset di lokasi rencana usaha, pengelolaan oli bekas dan
pembanguna serta pengaturan IPAL. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan
dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha
dan dilakukan secara terus menerus.
·
Dampak Penurunan Kualitas
Udara, Peningkatan Kebauan Dan Kebisingan
Dampak data pasca konstruksi
disebabkan oleh kegiatan trasfortasi lalulintas kendaraan di lokasi rencana
usaha yang menimbulkan peningkatan kadar debu dan gas buang yang terdispersi ke
udara disepanjang jalan. Penurunan kualitas udara dan peningakatan kebauan
dapat terjadi dari aktifitas TPI Modern Bungku terutama lods penjual ikan, lods
hijau untuk penjual sayur dan ikan kering yang merupaka sumber pencemar dampak
penurunan kualitas udara dan tingkat kebauan. Dampak ini juga dapat terjadi
akibat kurang baiknya pelaksanaan kegiatan pengelolaan air limbah dan
pengelolaan sampah dilokasi kegiatan. Terjadinya dampak ini dapat mempengaruhi
para pelaku pasar di lokasi TPI Modern Bungku.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan adalah mengendalikan
dampak, mengurangi terjadinya penyebaran dan dampak lanjutan terhadap penurunan
kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan, menciptakan kebersihan,
kerapihan dan keindahan serta menjaga ketentraman, keamanan dan kenyamanan
lingkungan pasar dan sekitarnya. Upaya pengelolaan dilakukan dengan pendekatan
ekologi dan pendekatan social ekonomi melalui sosialisasi. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya
pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha
dan dilakukan secara terus menerus.
·
Dampak Gangguan
Lalulintas
Pada tahap pasca konstruksi setelah TPI
selesai dibangun dan ditempati oleh para nelayan dan pedagang yang diperkirakan
terjadinya peningkatan volume lalulintas pada ruas jalan Bungi – Lokasi TPI
yang akan menuju atau meninggalakan lokasi TPI.
Tujuan rencana pengelolaan dampak
gangguan lalulintas adalah mengendalikan dampak gangguan terhadap lalulintas
pada ruas jalan Bungi – Lokasi TPI dan ruas jalan lainnya di sekitar lokasi TPI
serta mengendalikan dampak terhadap lalulintas di dalam lingkungan TPI Modern
Bungku. Upaya pengelolaan dilakukan dengan pendekatan teknologi dan pendekatan
sosial ekonomi berupa pengaturan pergerakan kendaraan, pengaturan lalulintas
dan sosialisasi penegakan berlalulintas. Rencana
pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan
konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara
terus menerus.
2.
Komponen Lingkungan
Biologi
·
Dampak Gangguan Biota Perairan
Dampak pada tahap pasca
konstruksi berupa masuknya pencemar dari kemungkinan terjadinya rembesan
yang menimbulkan peningkatan minyak dan lemak, kepadatan
tersuspensi dan kekeruhan air yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air
laut sekitar lokasi usaha dan menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Rangkaian ini menyebabkan peningkatan kekeruhan, muatan padatan tersuspensi,
residu terlarut dan peningkatan pH yang menyebabkan terganggunya habitat biota
perairan seperti penurunan kelimpahan, penurunan indeks keanekaragaman
plankton, bentos, dan nekton di perairan sekitar lokasi usaha serta munculnya
sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan TPI.
Tujuan rencana pengelolaan dampak
gangguan biota perairan adalah mengurangi terjadinya dampak dan mengurangi
penyebaran dampar gangguan terhadap habitat biota perairan Laut Teluk Tolo di
lokasi rencana usaha. Upaya pengelolaan dilakukan dengan pengaturan tata letak dan desain dari bangunan rumah
genset di lokasi rencana usaha, pengelolaan oli bekas dan pembanguna serta
pengaturan IPAL. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya
pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha
dan dilakukan secara terus menerus.
3.
Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
·
Dampak Terbukanya Kesempatan
Kerja dan Peluang Usaha
Dampak terbukanya kesempatan kerja dan
peluang usaha menimbulkan secara langsung terjadi penerimaan tenagakerja yang
akan dilakukan oleh Badan Pengelola TPI untuk mendukung kegiatan oprasional dan
pemeliharaan TPI berikut sarana dan prasarana yang di bangun maupaun penerimaan
tenagakerja dari pedagang dan pemilik toko. Oprasional TPI juga megundang para
pendatang untuk pedagang, pembeli, maupun tenagakerja.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak terbentukanya kesepatan kerja dan peluang usaha adalah terserapnya
penduduk usia kerja dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang
berusaha baru dari sektor informal; partisipasi,
kontribusi dan sarana umum yang dibangun Badan Pengelola TPI dapat mencapai
sasaran untuk masyarakat dan kemajuan daerah sekitar, serta peningkatan
kegiatan perekonomian dan social budaya di sekitar lokasi usaha. Upaya
pengelolaan tersebut dilakukan dengan melaksanakan komitmen untuk
memprioritaskan tenagakerja lokal untuk diterima bekerja di Badan Pengelola TPI
Bungku sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan masing-masing,
memberikan pertimbangan kepada para pedagang atau pemilik toko untuk
meningkatkan kesejahteraan pegawai/tenagakerja dengan pemberian upah sesuai UMP
(Upah Minimum Provinsi) yang di tetapkan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
dan peninkatan fasilitas lainnya terhadap pegawai/tenagakerja, serta memberikan
bantuan sosial kepada masyarakat sekitar dalam rangka Community development. Rencana
pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan
konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara
terus menerus.
·
Peningkatan
Aktifitas Penangkapan Ikan
Pembangunan dan oprasional TPI Modern
Bungku yang disertai fasilitas pelelangan dan pengolahan ikan, secara tidak langsung
berfungsi sebagai pasar bagi hasil tangkapan sumberdaya ikan yang diperoleh
bukan hanya oleh nelayan BUngku tetapi juga oleh para nelayan di sekitar daerah
Morowali hingga Kendari di Selatan hingga Bunggai Kepulauan di Utara.
Tersedianya pasar ini akan menjamin stabilitas harga hasil tangkapan perikanan.
Kestabilan harga ini mengakibatkan pandangan pada penangkapan ikan sebagai
usaha yang menguntungkan sehingga dapat meningkatkan aktifitas penangkapan
ikan.
Tujuan rencana pengelolaan
peningkatan aktifitas penangkapan ikan adalah tersedianya fasilitas untuk
penangkapan ikan, pelayanan darat dan laut baik bagi nelayan lokal dan nelayan
pendatang sehingga dapat memperoleh kebutuhan kapal di TPI Modern Bungku, dan
tersedianya TPI dan pengolahan ikan, maka nelayan luar dapat menjual hasil
tangkapannya di TPI Modern Bungku. Rencana
pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan
konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara
terus menerus.
·
Dampak Peningkatan
Pendapatan Penduduk
Dampak peningkatan pendapatan penduduk
di sekitar TPI Modern Bungku pada tahap pasca konstruksi secara langsung
bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja penduduk lokal dan dari
terbukanya peluang usaha bagi penduduk sekitar pada sector in-formal. Kehadiran
TPI Modern Bungku dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Morowali seiring dengan peningkatan aktivitas di pasar ini, mendorong aktivitas
di sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti sektor transportasi, pariwisata,
hotel, restoran dan lainnya yang secara langsung dapat menarik investor.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak peningkatan pendapatan penduduk adalah terserapnya penduduk usia kerja
dan mengurangi jumlah penganggur, terciptanya peluang berusaha baru dari sektor
informal, meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi, meningkatkan pendapatan regional perkapita Kabupaten Morowali,
dan meningkatkan pendapatan
per-tahunanggaran Kabupaten Morowali.
Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan
melaksanakan komitmen untuk memprioritaskan tenagakerja lokal untuk diterima
bekerja di Badan Pengelola TPI Bungku sesuai dengan keahlian dan latar belakang
pendidikan masing-masing, memberikan pertimbangan kepada para pedagang atau
pemilik toko untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai/tenagakerja dengan
pemberian upah sesuai UMP (Upah Minimum Provinsi) yang di tetapkan pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah dan peninkatan fasilitas lainnya terhadap
pegawai/tenagakerja, serta memberikan bantuan sosial kepada masyarakat sekitar
dalam rangka Community development. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan
dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha
dan dilakukan secara terus menerus.
·
Dampak Peningkatan
Pendapatan Daerah
Dampak peningkatan pendapatan darah
merupakan dampak positif diharapkan dapat meningkatkan pembangunan dan
perekonomian lokal serta mempengaruhi peningkatan kesejahteraan penduduk
Kabuoaten Morowali. Peningkatan pendapatan daerah terjadi dari kegiatan
oprasional pasar, pihak pelaku pasar baik pedagang maupun pembeli berkewajiban
membayar iuran, retribusi dan pungutan-pungutan lain berupa pajak atau
retribusi lainnya sesuai tariff dan ketentuan yang berlaku.
Tujuan rencana pengelolaan dampak
peningkatan pendapatan daerah adalah terlaksananya pemasukan dana kepada
pemerintah daerah sesuai peraturan yang berlaku, terserapnya penduduk usia kerja dan mengurangi jumlah penganggur,
terciptanya peluang berusaha baru dari sektor informal, meningkatkan pendapatan
dan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi, meningkatkan pendapatan regional perkapita Kabupaten Morowali,
dan meningkatkan pendapatan
per-tahunanggaran Kabupaten Morowali.
Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan
pemeriksaan laporan iuran, setoran pajak, retribusi dan pungutan lainnya yang
diterima oleh pihak Pengelola TPI Modern Bungku. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan
kegiatan konstruksi rencana usaha dan dilakukan secara
terus menerus.
·
Dampak Perubahan
Sikap dan Persepsi Masyarakat
Dampak pasca konstruksi dapat terjadi
kegiatan penerimaan tenagakerja lokal untuk bekerja pada Badan Pengelola TPI
Modern Bungku dan pada pedagang atau nelayan di kawasan Pembangunan TPI Modern
Bungku. Dampak perubahan sikap da persepsi negatif pasca konstruksi dapat
terjadi akibat adanya kemungkinan terjadinya dampak turunan dari dampak primer
seperti dampak lalulintas yang terjadi di sekitar lokasi. Persepsi negative
masyarakat bersifat sementara dan dapat berbalik sepanjang masalahnya dapat
diselesaikan dengan baik.
Tujuan rencana pengelolaan
dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat adalah mengoptimalkan sikap dan
persepsi positif masyarakat sekitar terhadap keberadaan usaha, terciptanya
hubungan yang harmonis antara Badan Pengelola TPI Modern Bungku dengan
masyarakat dan Aparat Pemerintah Desa sekitar lokasi. Upaya pengelolaan
tersebut dilakukan dengan memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan
melakukan pendekatan pada masyarakat
sekitar. Rencana pengelolaan ini dilakukan sejalan dengan dimulainya
pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana usaha
dan dilakukan secara terus menerus.
4.
Komponen Kesehatan
Lingkungan dan Masyarakat
·
Dampak Penurunan
Estetika
Dampak penurunan estetika adalah
terjadinya penyebaran dan penumpukan sampah secara serampangan sehingga
mengganggu kenyamanan dan kerapihan lingkungan pasar. Dampak ini terutama dapat
di sebabkan oleh penerapan sistem penanganan sampah yang kurang baiksehingga
terjadunya penumpukan sampah pada lokasi sekitar bangunan, kios, lods atau
berserakan pada ruang pekantoran dan ruang terbuka di dalam lingkungan pasar
sehingga dapat mengganggu kenyamanan para pedagang maupun pengunjung pasar.
Terjadinya penumpukan sampah ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah atau
volume sampah yang dihasilkan, terutama sampah-sampah yang dihasilkan dari
kegiatan berdagang. Dapat juga disebabkan oleh pelaksanaan pengelolaan sampah
yang tidak baik, kurangnya kesadaran dari pihak pedagang dan pengelola terutama
petugas kebersihan yang menjadi penanggungjawab
pengelolaan sampah di lokasi pasar.
Tujuan rencana pegelolaan dampak
penurunan estetika adalah menciptakan kebersihan, kerapihan dan keindahan serta
menjaga keamanan, kenyamanan dan ketentraman lingkungan pasar dan sekitarnya.
Upaya pengelolaan tersebut dilakukan dengan pengawasan sistem pengelolaan dan
penanganan sampah TPI Modern Bungku, dan sosialisasi upaya pengelolaan
kebersihan, keindahan, ketentraman, kemanan, dan kenyamanan lingkungan pasar
dan sekitarnya. Rencana pengelolaan
ini dilakukan sejalan dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan konstruksi rencana
usaha dan dilakukan secara terus menerus.
Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL)
A.
Tahap Pra-Konstruksi
1.
Komponen Lingkungan
Geo-Fisik Kimia
Kegiatan pada tahap pra-konstruksi tidak menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap komponen lingkungan geo-fisik kimia.
2. Komponen
Lingkungan Biologi
Seperti pada komponen lingkungan geo-fisik kimia,
kegiatan pada tahap pra-konstruksi ini tidak menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan biologi.
3.
Komponen Lingkungan
Sosial Ekonomi dan Budaya
·
Dampak Keresahan
Pedagang
Dampak
keresahan pedagang berupa terjadinya keresahan para pedagang pengumpul ikan
(eksisting) yang saat ini melakukan kegiatan di lokasi Pelabuhan Bungku dan
beberapa dermaga lain yang dapat menimbulkan terjadinya suatu konflik
kepentingan dalam penguasaan tempat bedagang, ketidakpuasan pedagang maupun
pembeli terhadap kondisi di lokasi TPI yang dapat menurunkan nilai omset dan
pendapatan yang diperoleh mereka, dan dikhawatirkan dapat memicu terjadinya
kecemburuan sosial, persaingan usaha dan terganggunya aktifitas jual beli.
·
Dampak Perubahan Sikap dan Presepsi Masyarakat
Pembangunan
TPI Bungku ini disambut baik oleh masyarakat. Namun
dalam pembangunan TPI tersebut tidak hanya hal positif saja, bisa muncul hal negatif
yaitu pencemaran yang akan mengganggu mulai dari air, udara, bau dan sampah. Selain itu saat
pemindahan pedagang dari TPI ke tempat sementara atau dari tempat sementara ke
TPI yang akan
dibangun pula dapat menimbulkan masalah yaitu adanya pedagang yang merasa
penempatanya kurang diinginkan atau tempat yang baru tidak lebih baik dari TPI
lama, oleh karena itu diperlukan pengertian agar tidak terjadi kesalahpahaman
dan harus terorganisir dengan baik.
Tujuan
pemantauan dampak perubahan sikap dan presepsi masyarakat ialah untuk mengetahui presepsi
masyarakat agar dapat mengoptimalkan menjadi presepsi yang positif dan tercipta hubungan
harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan aparat pemerintahan desa di lokasi
tersebut.
Pelaksana pemantauan lingkungan
hidup dilakukan oleh Badan
Pengelola TPI Modern
Bungku, bagian K3LH, Pengawas K3LH, dan staff lapangan. Laporan hasil
diserahkan kepada Kantor lingkungan Hidup Kabupaten
Morowali, Pemerintah Kabupaten Morowali dan bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah yang berperan sebagai pengawas
pemantauan lingkungan hidup
B.
Tahap Konstruksi
1. Komponen Lingkungan Geo-Fisik Kimia
·
Dampak Penurunan Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo
pada tahap konstruksi dapat berupa dampak langsung atau dampak tidak langsung. Dampak langsung
terjadi akibat buangan limbah cair dari aktifitas yang dilakukan di lokasi UKL dan UPL Pembangunan TPI Modern Bungku.
Dampak tidak langusng terjadi dari peningkatan laju erosi tanah dan sedimentasi
ke perairan Laut Teluk Tolo.
Tujuan
rencana pemantauan penurunan kualitas air Laut Teluk Tofo adalah mengendalikan dampak penurunan
kualitas air Laut Teluk Tolo di sekitar lokasi rencana usaha dan mengurangi dampak
lanjutan terhadap komponen lingkungan lain berupa gangguan
terhadap habitat biota perairan, ekosistem hutan manggrove, padang lamun dan
habitat terumbu karang, gangguan terhadap kehidupan nelayan sekitar.
·
Dampak Penurunan Kualitas Udara, Peningkatan
Kebauan Dan Kebisingan
Secara
langsung dampak penurunan
kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan dapat mempengaruhi
kenyamanan para pekerja di lokasi kegiatan
terutama pada musim kemarau dimana kelembaban udara
menjadi lebih rendah dan kecepatan angin yang cukup tinggi.
Tujuan
rencana pemantauan dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan
kebisingan adalah mengendalikan
dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebauan dan kebisingan di lokasi rencana usaha dan mengurangi terjadinya
penyebaran dan dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain, yaitu berupa
gangguan kesehatan lingkungan dan masyarakat, perubahan sikap dan persepsi
masyarakat di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan.
Pelaksana
pengelolaan dampak adalah Badan Pengelola TPI Modem Bungku. Sebagai penanggung
jawab pelaksana kegiatan adalah
Kabag, K3LH dan koordrnator
pelaksanaan di lapangan adalah Pengawas K3LH yang membawahi Staf Lapangan
sebagai pelaksana kegiatan secara langsung di lapangan.
2. Komponen
Lingkungan Sosial Ekonomi Dan Budaya
·
Dampak Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Parameter
yang perlu dipantau adalah besarnya
proentase tenaga kerja yang diterima atau mendapatkan kesempatan bekerjapada
rencana pembangunan TPI, persepsi
masyarkat mengenai pembangunan TPI tersebut
dan kehadiran rencana usaha pembangunan TPI
modern dapat diterima oleh masyrakat sekitar
Tujuan
rencana pemantauan perubahan sikap dan persepsi masyrakat adalah untuk mengetahui sikap dan
prepsi masyarakat, sehingga dapat dioptimalkan menjadi sikap dan persepso
positif, adanya hunbungan
haromonis antara pemerintah sebagai penggagas rencana usaha pembangunan TPI
modern dengan masyarakat sekitar rencan pembangunan TPI dan adanya hunbungan
haromonis antara pemerintah sebagai penggagas rencana usaha pembangunan TPI modern
dengan Aparat desa sekitar.
C. Tahap
pasca kontruksi
1. Komponen
Lingkungan Geo-Fisik Kimia
·
Dampak Penurunan
Kualitas Air Laut Teluk Tolo
Dampak
penurunan kualitas air Laut Teluk Tolo berupa masuknya masa
pencemar dari kemungkinan terjadinya rembesan limbah caird dari operasional TPI
modern Bungku ke badan air laut teluk Tolo, menimbulkan peningkatan lemak dan
minyak.
Tujuan
Rencana Pemantauan lingkungan hidup
adalah mengetahui terjadinya dampak penuruan
kualitas air laut teluk tolo, mengetahui
penyebaran dampak terjadinya penurunan
kualitas air laut teluk tolo, mengetahui
dampak lanjutan penurunan kualitas air laut teluk tolo dan mengetahuin efektifitas
IPAL yang akan di bangun.
·
Dampak Penuruan
Kualitas Udara dari Peningkatan Kebisingan
Intensitas
dampak dari kegiatan transportasi lalulintas pada tahap pasca kontruksi
tergolong tinggi, diperkirakan dengan beroprasinya rencana usaha dan kegiatan
terjadi peningkatan volume lalulintas yang akan menuju lokasi rencana.
Tujuan
rencana pemantauan lingkungan mengetahui
dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dan mengetahui terjadinya
penyebaran dan dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain.
·
Dampak Gangguan
Lalulintas
Pada
tahap pasca kontruksi setelah TPI selesai dibangun dan ditempati oleh para
pedagang, diperkirakan terjadi peningkatan volume lalulintas yang akan
meninggalkan lokasi TPI, sesuai dengan fungsinya sebagai pusat perdagangan.
Tujuan
rencana pemantauan lingkungan hidup mengetahui
dampak gangguan terhadao lalulintas pada ruas jalan dan mengetahui efektifitas
pelaksanaan kegiatan pengendalian dampak gangguan.
·
Peningkatan Sarana dan
Prasaran
Pada
tahap pasca kontruksi setelah TPI selesai dibangun dan ditempati oleh para
pedagang, diperkirakan terjadi peningkatan volume lalulintas yang akan
meninggalkan lokasi TPI, sesuai dengan fungsinya sebagai pusat perdagangan.
Tujuan
rencana pemantaun lingkungan
hidup adalah mengetahui dampak
gangguan terhadao lalulintas pada ruas jalan
dan mengetahui efektifitas pelaksanaan
kegiatan pengendalian dampak gangguan.
·
Dampak Gangguan Habitat
Biota Perairan
Kegiatan
ini dapat menyebabkan peningkatan
kekeruhan, muatan padatan tersuspensi residu terlarut dan peningkatan pH.
Tujuan
rencana pemantauan
lingkungan hidup adalah mengetahui
terjadinya dampak gangguan terhadap habitat biota perairan di lokasi rencana
usaha, mengetahui terjadinya
penyebarandampak gangguan terhadap
habitat biota perairan dan memantau
keefektifan dari kegiatan pengelolaan.
2. Komponen
Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
·
Dampak terbukanya
kesempatan kerja dan peluang usaha
Dampak
terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha secara langsung terjadi
kegiatan penerimaan tenaga kerja yang akan dilakukan oleh badan pengelola TPI.
Tujuan
rencana pemantaun lingkungan hidup
adalah engetahui tingkat penyerapan tenaga
kerja dari penduduk usia kerja di sekitar lokasi, mengetahui jenis peluang berusaha baru
dari sector informasi yang berfungski untuk memenuhi kebutuhan para tenaga
kerja, dan mengetahui partisipasi,
kontribusi dan sarana umum yang dibangun badan pengelola TPI.
·
Dampak Peningkatan
Pendapatan Penduduk
Dampak
terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha secara langsung terjadi
kegiatan penerimaan tenaga kerja yang akan dilakukan oleh badan pengelola TPI
modern bungku untuk mendukung kegiataan operaasional dan pemeliharaan TPI,
saarana dan prasarana yang dibangun maupun penerimaan tenaga kerja dari pihak
pedagang atau pemilik toko.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidupadalah mengetahhui tingkat
penyerapan tenaga kerja dari penduduk usia kerja disekitar lokasi, mengetahui
jenis peluang usaha baru dari sektor- sektor in-formal yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan para pekerja, mengetahui partisipasi, kontribusi dan sarana
umum yang dibangun oleh pengelola TPI dan mengetahui peningkatan kegiatan
perekonomian.
·
Dampak Peningkatan
Pendapatan Daerah
Dampak
rencana peningkatan pendapatan dareah adalah berupa dampak positif dan
diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pembangunan dan perekonomian lokal serta
mempengaruhi peningkatan kesejahteraan penduduk setempat.
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah mengetahui pelaksaan
kegiatan pemasukan dana kepada pemerintah daerah, mengetahui tingkat penyerapan
tenaga kerja dari penduduk usia kerja disekitar lokasi, mengetahui jenis
peluang usaha baru dari sektor- sektor in-formal yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan para pekerja, mengetahui partisipasi, kontribusi dan sarana umum yang
dibangun oleh pengelola TPI dan mengetahui peningkatan kegiatan perekonomian.
·
Dampak Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Pada
tahap pasca kontruksi perubahan sikap dan persepsi masyarakat merupakan dampak
turunan dari kemungkinan terjasinya penyebaran dampak primer seperti penurunan
kualitas air laut, penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan,
gangguan terhadap biota laut dan gangguan terhadap aktifitas nelayan. Persepsi
negatif masyarakat bersifat sementara dan dapat berbalik sepanjang masalahnya
dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan rencana pemantauannya adalah mengetahui sikap dan persepsi
masyarakat sekitar sehingga dioptimalkan menjadi sikap dan persepsi positif,
terciptanya hubungan yang harmonis antara badan pengelola TPI dengan masyarakat
setempat dan aparat- aparat desa sekitar lokasi rencana kegiatan, mengetahui
partisipasi, kontribusi dan sarana umum yang dibangun oleh pengelola TPI dan
mengetahui peningkatan kegiatan perekonomian.
3. Komponen
Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
·
Dampak
penurunan estetika
Bila ditinjau dari aspek lingkungan
dimana dampak yang ditimbulkan akan membawa perubahan terhadap estetika dan hal
ini akan membawa pengaruh besar terhadap aspek sosila, ketenagakerjaan,
politis, perdagangan dan lain- lain. Hal ini kaitannya terutama adalah terhadap
masalah globalisai perdagangan bebas dan pemasaran hasil produksi sehingga
setiap dampak yang timbul harus dapat dikelola dengan baik.
Tujuan rencana pemantauan adalah mengetahui tingkat kebersihan, kerapian
dan keindahan lingkungan TPI dan sekitarnya dan mengetahui ketentraman,
keamanan dan kenyamanan lingkungan TPI dan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar